Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Riset Pengembangan Obat di Indonesia Masih Minim

Tingginya biaya riset serta kurang efektifnya perlindungan paten membuat perusahaan farmasi enggan melakukan riset pengembangan obat.
Obat/oposingview.com
Obat/oposingview.com

Bisnis.com, JAKARTA – Tingginya biaya riset serta kurang efektifnya perlindungan paten membuat perusahaan farmasi enggan melakukan riset pengembangan obat.

Direktur Eksekutif International Pharmaceutical Manufaturers Group (IPMG) Parulian Simanjuntak mengatakan minat ini bisa dilihat dari biaya riset pengembangan new chemical entity atau obat dengan molekul baru yang hanya berkisar US$2,4 miliar per tahun di Indonesia.

“Di luar negeri, untuk pengembangan satu jenis molekul obat mendapat alokasi sebesar US$5 miliar,” kata belum lama ini (26/5).

Dia menjelaskan di samping persoalan biaya, hal lain yang memengaruhi adalah iklim perlindungan paten yang belum benar-benar bisa melindungi obat paten, yang telah membuat penelitian atas molekul obat terkait.

Parulian membandingkan, saat ini obat generik dengan molekul yang sama sudah keluar setelah lima tahun obat tersebut diporduksi. Padahal dahulu perlindungan paten bisa mencapai 15 tahun.

Dengan cepatnya obat generik diproduksi, tentu akan ada penurunan pembelian yang berdampak pada kerugian perusahaan farmasi yang melakukan penelitian.

 “Perlindungan paten tidak efektif. Perusahaan akan malas explore molekul baru kalau begitu,” ujar Parulian.

Lebih lanjut dia menjelaskan industri farmasi multinasional yang kebanyakan memproduksi obat paten menghadapi tantangan tersendiri dengan diberlakukannya sistem Jaminan Kesehatan Nasional yang menerapkan ambang batas harga dalam katalog elektronik.

Padahal, menurut Parulian, masyarakat juga berhak mendapat obat yang diperlukan, termasuk jika obat tersebut merupakan obat baru yang masih dilindungi paten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Shahnaz Yusuf
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper