Bisnis.com, JAKARTA – Setelah sempat kandas, kini produsen pertekstilan kembali mengusulkan agar pemerintah segera mengambil langkah strategis untuk membatasi dan mengontrol impor tekstil dan produk tekstil melalui mekanisme trade remedies.
Beberapa kebijakan yang harus segera dieksekusi tersebut di antaranya antidumping, antisubsidi maupun safeguard. Hal ini perlu segera dilakukan untuk merebut kembali pasar TPT domestik dari hulu ke hilir.
“Kalau mau terus cari yang murah, kita semua jadi importir saja. Yang perlu dibangun sekarang adalah value chain dari hulu ke hilir biar semua perusahaan TPT bisa berproduksi,” jelas Sekjen Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia Redma Gita Wirawasta, Selasa (26/5/2015).
Menurutnya, sejumlah produsen purified terepthelat acid (PTA) dan monoethylene glycol (MEG), sebagai bahan baku poliester mengalami penurunan produksi dalam delapan bulan terakhir.
“Pasokan PTA dari tiga produsen di dalam negeri sudah turun drastis hingga 40%. Karena itu, ada perusahaan yang sampai menurunkan produksi hingga 50%,” katanya.
Menurut Redma, banjirnya impor kain menjadi masalah utama di samping impor produk serat dan benang. “Kedua permasalahan ini harus diselesaikan secara bersama-sama karena saling memengaruhi” jelasnya.