Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia bersama dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah melakukan koordinasi kebijakan dalam mendorong pengembangan ekonomi berbasis maritim pada tanggal 25 Mei 2015 di Ambon, Maluku.
Rapat tersebut memadukan visi kemaritiman yang terurai dalam langkah konkrit kebijakan yang saling mendukung atau inergi sehingga diharapkan akan mempercepat kebangkitan ekonomi maritim Indonesia.
Hal ini penting dalam memperkuat ketahanan dan meningkatkan kapasitas perekonomian nasional untuk tumbuh lebih tinggi, inklusif, dan berkesinambungan.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan pengembangan ekonomi berbasis maritim merupakan langkah tepat dalam menghadapi tantangan perekonomian yang semakin berat.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan kecenderungan yang melambat dalam beberapa tahun terakhir dan tercatat 4,7% pada kuartal I/2015.
"Perlambatan ini dipengaruhi oleh dinamika eksternal terkait pemulihan ekonomi global yang berlangsung dengan kecepatan yang tidak sesuai dengan harapan dan tidak merata serta harga komoditas yang terus menurun," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Senin (25/5/2015).
Di sisi domestik, perekonomian juga menghadapi sejumlah permasalahan struktural di sektor riil.
Menghadapi kondisi tersebut, upaya untuk mengembangkan ekonomi berbasis maritim merupakan suatu terobosan yang tepat untuk memperkuat struktur ekonomi sekaligus menjadi pendorong pertumbuhan yang lebih inklusif.
Namun, diperlukan sinergi kebijakan untuk mempercepat pengembangan ekonomi berbasis maritim sehingga perekonomian dapat terus tumbuh secara berkelanjutan dan inklusif.
Indonesia, lanjutnya, memiliki potensi maritim yang sangat besar untuk dijadikan pendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan inklusif.
Estimasi nilai ekonomi keseluruhan sektor maritim diperkirakan dapat lebih besar dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia saat ini.
Potensi itu tercermin pada luas laut yang mencapai 5,9 juta kilometer persegi panjang pantai 95.181 kilometer, jumlah pulau 17.504 pulau dengan keunggulan geo-fisik, geo-ekonomi, geo-politik, dan geo-kultural.
Namun, pemanfaatan potensi tersebut masih relatif terbatas ditunjukkan oleh ekspor ikan dan hasil laut yang masih rendah dan industri berbasis maritim yang belum optimal.
"Selain itu, laut sering dipandang sebagai pemisah dan belum menjadi sumber pendapatan yang optimal bagi masyarakat," kata Tirta.
Sementara itu, pengembangan ekonomi berbasis maritim tidak hanya akan berdampak dalam mendorong pertumbuhan ekonomi tetapi juga kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Peningkatan konektivitas, misalnya, selain mendorong kelancaran distribusi barang dan jasa yang positif bagi pertumbuhan ekonomi juga akan mendukung terjaganya stabilitas harga.
"Ini akan mengurangi ketimpangan ekonomi antardaerah dengan manfaat utama diperoleh Kawasan Timur Indonesia," ucap Tirta.