Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BERAS SINTETIS: Perketat Impor Barang

Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat meminta pemerintah memperketat impor barang, sebab dikhawatirkan beras sintetis diselundupkan bersama produk lain melalui jalur resmi.
Polisi memeriksa karung beras di pergudangan Kalimas Surabaya, Jawa Timur, Kamis (21/5). /Antara
Polisi memeriksa karung beras di pergudangan Kalimas Surabaya, Jawa Timur, Kamis (21/5). /Antara

Bisnis.com, BANDUNG-- Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat meminta pemerintah memperketat impor barang, sebab dikhawatirkan beras sintetis diselundupkan bersama produk lain melalui jalur resmi.

Ketua HKTI Jabar Entang Sastraatmadja mengatakan, saat ini isu maraknya peredaran beras sintetis makin luas di pasaran. Beberapa masyarakat diduga telah menjadi korban karena mengonsumsi beras sintetis.

"Pemerintah perlu melakukan ekstra pengetatan terhadap masuknya barang impor ke Indonesia," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (22/5/2015).

Isu peredaran beras sintetis pun menjatuhkan harga gabah, dan beras yang saat ini sedang naik. Hal tersebut berpotensi merugikan petani di tengah panen padi yang sedang terjadi.

"Di satu sisi hal ini pun bisa merugikan petani, karena isu beras sintetis cukup meresahkan," katanya.

Impor Beras

Disinggung soal pengalihan isu impor beras, ujarnya, tidak ada kaitannya.

“Tidak mungkin itu untuk pengalihan. Karena tidak ada isu tersebut juga pemerintah harus mengkaji impor secara serius,” ujarnya.

Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu Sutatang mengatakan, munculnya isu peredaran beras sintetis akan merugikan konsumen sekaligus petani, karena akan berpengaruh terhadap nilai jual beras lokal dan kesehatan masyarakat.

Dia menuturkan, dengan peredaran beras sintetis yang diduga impor pastinya bakal menekan harga jual beras lokal yang sekarang ini kondisinya cukup bagus.

“Kalau masyarakat mengkonsumsi beras sintetis pastinya akan menimbulkan masalah untuk kesehatan,” katanya.

Usut

Sutatang meminta pemerintah segera mengusut dugaan peredaran beras sintetis di pasaran, karena para petani lokal ikut resah dengan adanya dugaan beras sintetis.

“Munculnya beras sintetis agar jadi pelajaran bagi pemerintah untuk memperketat pengawasan.”

Secara terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi Perindusterian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Bandung Barat Ricky Riyadi menegaskan, tidak ada beras berbahan plastik (sintetis) yang dijual oleh para pedagang.

Sejak muncul berita mengenai beras sintetis, pihaknya langsung turun ke lapangan dengan mendatangi empat pasar mulai dari Pasar Lembang, Batujajar, Tagog dan Curug Agung.

"Hasil pengecekan, tidak ditemukan beras berbahan plastik. Kami mengimbau jika memang ke depan menemukan kasus adanya beras berbahan plastik, laporkan saja kepada kami," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper