Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Outlook Rating Indonesia Dinilai Berkat Kontribusi Manajemen Fiskal

Kenaikan outlook rating Indonesia oleh Standard & Poors (S&P) dari stable menjadi positif didorong oleh perbaikan manajemen fiskal yang signifikan.

Bisnis.com, JAKARTA—Kenaikan outlook rating Indonesia oleh Standard & Poor’s (S&P) dari stable menjadi positif didorong oleh perbaikan manajemen fiskal yang signifikan.

Ketua Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia Kadek Dian Artha menilai manajemen fiskal yang semula lebih menitikberatkan subsidi berubah menjadi lebih banyak ke infrastruktur ini diapresiasi oleh S&P.

“Saya melihat faktor manajemen fiskal lebih banyak berkontribusi terhadap perubahan outlook rating oleh S&P,” jelas Kadek Dian di Jakarta, Kamis (21/5/2015).

Menurutnya, beberapa terobosan yang dilakukan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro membuahkan hasil positif kenaikan outlook rating Indonesia tersebut.

“Saya lihat kinerja Menkeu Bambang Brodjonegoro patut diapresiasi. Cukup signifikan berkontribusi terhadap perbaikan rating ini,” kata dia.

Dia menjelaskan perubahan anggaran pemerintah dari semula lebih besar ke subsidi menjadi ke infrastruktur dinilai S&P positif bagi struktur pengeluaran pemerintah. Faktor lainnya adalah rendahnya rasio utang terhadap PDB.

Ekonom Universitas Atmajaya Tony Prasetyantoko juga menilai hal yang sama. Menurut dia, perbaikan outlook rating salah satunya disebabkan ekspansi pemerintah di sektor fiskal.

Penolakan S&P untuk menaikkan rating Indonesia sejak 2011 berhasil didobrak dengan langkah penyehatan fiskal oleh Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro.

“Mereka beri apresiasi terhadap kebijakan pemerintah kita, melalui pengurangan anggaran subsidi dan memperbesar anggaran infrastruktur, sehingga punya ruang fiskal besar untuk ekspansi,” katanya.

Sementara itu, ekonom Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra menambahkan kenaikan outlook rating Indonesia akan berimplikasi pada kenaikan rating Indonesia dalam beberapa waktu mendatang.

Kondisi ini akan mendorong risiko investasi di Indonesia semakin membaik, baik investasi portofolio maupun investasi langsung.

Dia menilai beberapa hal yang diminta oleh S&P sebagai persyaratan menaikkan rating telah dipenuhi pemerintah, seperti pemotongan subsidi BBM dan memperbesar anggaran untuk infrastruktur.

“Semuanya sudah dijalankan oleh pemerintah dan S&P yakin langkah reformasi akan terus berlanjut. Tapi saya surprise, karena tidak menyangka secepat ini kenaikan outlook ratingnya,” kata Aldian.

Dalam penjelasannya, S&P mengatakan kenaikan outlook didorong oleh perbaikan kebijakan manajemen fiskal dan moneter. “Kami memperkirakan langkah ini bisa memperbaiki prospek pertumbuhan Indonesia dan guncangan tekanan eksternal.”

Sejauh ini, S&P menjadi satu-satunya lembaga rating dunia yang belum menaikkan peringkat Indonesia ke investment grade (BBB). Lembaga tersebut masih mempertahankan rating Indonesia di posisi BB+, sedangkan Fitch Rating dan Moody’s telah menaikkannya sejak 2011.

S&P tercatat sempat menaikkan outlook peringkat Indonesia ke positif pada Februari 2006, namun kemudian pada Mei 2013 kembali diturunkan ke netral. Penurunan disebabkan S&P menilai momentum reformasi semakin mengecil seiring makin membesarnya anggaran subsidi BBM.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Herdiyan
Editor : Herdiyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper