Bisnis.com, JAKARTA -- Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Jimmy Bella menyebutkan, anggaran pembangunan pasar baru dan revitalisasi pasar lama yang turun dari APBN mencapai angka Rp2 triliun. Namun, pembangunan dan revitalisasi yang dimaksud tidak hanya dalam pembangunan fisik, namun pengembangan managemen juga dihitung di dalamnya.
“Ada yang bangun baru dan revitalisasi. Revitalisasi dilakukan jika kerusakan mencapai 60%. Karena banyak juga pasar lainnya yang sudah berumur lebih dari 25 tahun,” kata Jimmy.
Adapun, pemerintah juga akan mulai membangun pasar di daerah-daerah perbatasan seperti di Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Kalimantan Utara. Masing-masing daerah perbatasan tersebut direncanakan akan dibangun rata-rata dua pasar per wilayah yang dananya diambil dari sumber Dana Alokasi Khusus (DAK).
Anggaran pembangungan dan revitalisasi pasar tersebut terbilang cukup besar. Bahkan sama besar jika dibandingkan dengan anggaran selama 2011—2014 sebesar 2,1 triliun untuk merevitalisasi sebanyak 497 pasar, dengan 53 pasar rakyat di antaranya menjadi program pasar percontohan.
Sementara pada 2015, dengan target revitalisasi sebanyak 1.000 unit dianggarkan dana sebesar Rp2,39 triliun yang berasal dari a.l. dana perbantuan dan dana alokasi khusus, APBN-P, dan dana dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.
Ketua DPD RI Irman Gusman menilai, potret pasar tradisional Indonesia sejak tahun 50-an nyaris tidak berubah. Padahal, pasar tradisional tidak hanya soal ekonomi tapi juga menjadi masalah social, di mana 12 juta pedagang menggantungkan kehidupannya melalui pasar tradisional.
“Jadi menurut saya ini harus menjadi prioritas, apalagi pedagang kecil ini, menjadi sektor terbesar kedua setelah pertanian,” ujar Irman.