Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik menyampaikan daya beli masyarakat masih baik sekalipun impor tahun ini menurun drastis.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan nilai impor memang jatuh, tetapi volume melompat.
BPS merekam nilai impor Januari-April anjlok 17% (year on year) menjadi US$49,4 miliar. Namun jika melihat volume, impor naik 7,4% menjadi 50,1 juta ton.
"Barang yang kita beli itu lebih banyak. Cuma karena harganya turun, jadi kelihatannya impor turun. Padahal, daya beli kita meningkat sebetulnya," ujar Sasmito, Jumat (15/5/2015).
Penurunan nilai impor, jelas Sasmito, lebih disebabkan oleh pelemahan harga komoditas. Dia memberi contoh impor bubur kayu yang turun dari US$536,6 juta menjadi US$476, juta , secara volume naik dari 1,1 juta ton menjadi 1,2 juta ton.
Demikian pula dengan impor besi dan baja yang turun dari US$2,9 miliar menjadi US$2,6 miliar, secara volume naik dari 4,2 juta ton menjadi 4,4 juta ton.
Beberapa kalangan sebelumnya memproyeksi kegiatan produksi tahun ini akan lesu mengingat impor bahan baku/penolong dan barang modal yang merosot sejak awal tahun. Prediksi itu terkonfirmasi oleh pertumbuhan ekonomi kuartal I/2015 yang melambat tajam dengan laju 4,7%, a.l. karena pelemahan konsumsi rumah tangga.