Bisnis.com, JAKARTA— Indikasi kelesuan industri China semakin kuat setelah data menunjukkan ekspor Negeri Tiongkok semakin memburuk pada April.
Namun, kenaikan impor minyak nabati salah satu konsumen CPO terbesar dunia itu memberikan harapan bagi Indonesia.
Badan Bea Cukai China menyatakan ekspor China kembali merosot 6,4% pada April, kembali merosot setelah anjlok 15% pada Maret.
Namun, surplus perdagangan China semakin melebar pada April menjadi US$34,13 miliar terdorong oleh impor yang juga terus tergelincir. Nilai impor ekonomi terbesar kedua dunia tersebut anjlok 16,2% pada April.
Li Wi dari Commonwealth Bank of Australia mengatakan data perdagangan menunjukkan China tidak bisa lagi bergantung pada ekspor sebagai sumber pertumbuhan ekonomi.
Ekspor yang lesu membuat China harus mengandalkan konsumsi domestik untuk memacu pertumbuhan yang memperkuat spekulasi tambahan stimulus moneter dalam waktu dekat.
“Pemerintah China sekarang harus melakukan tindakan tambahan untuk menopang pertumbuhan,” kata Li seperti dikutip Bloomberg pada Jumat (8/5/2015).
Di tengah pelemahan impor, impor minyak nabati China justru meningkat. Salah satu konsumen CPO terbesar dunia tersebut mengimpor 520.000 ton minyak nabati pada April setelah hanya mendatangkan 364.362 ton pada Maret.
Kinerja Perdagangan China (US$ miliar)
Bulan | Ekspor | Impor | Neraca |
April | 176,3 | 142,20 | 34,13 |
Maret | 144,60 | 141,50 | 3,08 |
Februari | 169,19 | 108,57 | 60,62 |
Januari | 200,26 | 140,23 | 60,03 |
Desember | 227,51 | 177,90 | 49,61 |
sumber: Bloomberg