Bisnis.com, JAKARTA--Meski pertumbuhan ekonomi selama kuartal pertama berjalan lambat, pada kuartal kedua tahun ini kinerja ekonomi Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla diprediksi membaik seiring cairnya anggaran belanja modal dan anggaran belanja rutin pemerintah.
Demikian dikemukakan Anggota Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun ketika dimintai pendapatnya soal kinerja ekonomi pemerintah, Rabu (6/5/2015).
Hanya saja Misbakhun menegaskan bahwa pemerintah perlu memprioritaskan kelancaran pencairan anggaran itu.
"Saya optimistis bahwa pada kuartal kedua pertumbuhan akan lebih tinggi sepanjang kendala-kendala teknis pencairan pada APBNP 2015 bisa diatasi semua," ujar anggota komisi DPR yang menangani keuangan dan perbankan tersebut.
Dia menilai perlambatan pertumbuhan ekonomi memang terjadi pada kuartal I (Q1) 2015 seperti dilansir Badan Pusat Statistik.
Perlambatan tersebut, ujarnya, terjadi akibat dampak dari adanya perlambatan ekonomi global yang juga memberikan pengaruh negatif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama.
Perlambatan itu terbukti dengan melihat data revisi proyeksi pertumbuhan negara tujuan ekspor Indonesia seperti China dan Singapura. China merevisi pertumbuhan ekonomi dari 7,4% menjadi 7%, sedangkan Singapura turun dari 4,9% ke 2,1%.
Selain itu, pada Q1 pemerintah baru menyelesaikan proses persetujuan APBN-P 2015 di DPR. Setelah dibahas dengan DPR, pemerintah juga harus menyelesaikan petunjuk teknis pencairan APBNP 2015 dan penyelesaian nomenklatur kementrian baru, ujar Sekretaris Panitia Kerja (Panja) Anggaran Komisi XI DPR tersebut.
"Itu sebabnya sehingga belanja rutin dan belanja modal dari proyek-proyek infrastruktur yang diharapkan sebagai pemicu dan pemacu pertumbuhan belum bisa berjalan," ujar Misbakhun.
Kini dengan selesainya semua proses teknis di APBN-P 2015, maka yang tinggal adalah pelaksanaannya dan diharapkan pertumbuhan ekonomi bisa dipacu lebih tinggi lagi dari target pencapain pada Q2 ini.
"Pemerintah harus bisa menjadikan belanja modal dan belanja rutin pemerintah di APBN-P 2015 menjadi pemacu pertumbuhan ekonomi itu," tandas Pria yang juga menjadi Sekretaris Panja Anggaran Komisi XI DPR RI itu.
Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Q1 mengalami perlambatan dari target 5,7% menjadi hanya sekitar 4,71%.