Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Diminta Evaluasi Pembangunan Sektor Pertanian

Pemerintah diminta kembali mengevaluasi target produksi lima komoditas strategis yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di sektor pertanian. Pemerintah juga diminta merevisi strategi yang digunakan untuk mencapai target tersebut.
Lahan pertanian/Bisnis
Lahan pertanian/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah diminta kembali mengevaluasi target produksi lima komoditas strategis yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di sektor pertanian. Pemerintah juga diminta merevisi strategi yang digunakan untuk mencapai target tersebut.

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih menekankan target swasembada pangan seharusnya menempatkan petani sebagai aktor utama, bukan sekadar menjadi rantai terbawah dalam skema industrialisasi sektor pertanian. Dalam hal ini, lanjutnya, peran pemerintah adalah menyediakan infrastruktur serta fasilitas yang membantu produksi petani rakyat.

Demikian pula, Henry menilai perlu dilakukan manajemen ulang pola kerja sama antara pemerintah dan swasta dalam pengembangan komoditas pertanian unggulan. Saat ini, menurutnya, pola kerja sama antara bank, swasta, dan petani rakyat dalam pengadaan fasilitas pembiayaan dan bibit masih tidak menguntungkan petani kecil karena semua sudah terikat dan petani hanya menjadi buruh.

“Sekarang ini pada akhirnya terjadi korporatisasi pangan karena semua diambil alih korporasi, mulai dari benih, pupuk, pestisida, hingga pengolahan hasil panen,” ujarnya, Selasa (28/4/2015).

Henry juga mengkritisi konsep kesepakatan kerja sama negara-negara Asean di bidang pertanian yang disebut dengan Grow Asia. Menurutnya, konsep Grow Asia hanya akan menguntungkan perusahaan transnasional yang bergerak di sektor pertanian dan memberi kesempatan mereka untuk semakin menguasai lahan-lahan di wilayah Asia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper