Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) menjajaki kerja sama dengan Vietnam Coffee and Cocoa Association (Vicofa) untuk menciptakan stabilitas harga kopi yang beberapa tahun belakangan terus mengalami penurunan dan meningkatkan produktifitas kopi di kedua negara.
Ketua Umum AEKI Irfan Anwar mengatakan baik Indonesia maupun Vietnam memiliki populasi petani kopi yang sangat besar; Indonesia memiliki 1,9 juta petani dan Vietnam 1 juta petani. Adapun, kopi menjadi komoditas bermasa depan cerah karena permintaan komoditas tersebut meningkat secara signifikan tiap tahun.
“Kita butuh komunikasi yang intens dengan asosiasi kopi Vietnam untuk bisa meningkatkan human capital, kualitas, produktivitas, ektensifikasi dan intensifikasi. AEKI tentu kita ingin lebih agresif berkomunikasi dengan badan kopi Vietnam, dan juga dengan asisoasi kopi lainnya di dunia, termasuk juga dengan pemerintah untuk meningkatkan performa kita,” kata Irfan Anwar.
Irfan menyebutkan, langkah selanjutnya yang akan diupayakan dengan Vietnam antara lain peluang penggunaan supply management scheme. Selain itu ada perencanaan untuk menjaga harga. Namun, langkah tersebut tentu membutuhkan pendekatan dengan negara produsen kopi besar lainnya yaitu Brazil dan Kolombia.
Saat ini kedua negara dihadapkan pada masalah yang sama yaitu penurunan produktivitas dan harga yang masih rendah. Produksi Indonesia diprediksi menurun menjadi sekitar 600.000 ton dari tahun lalu sebesar 700.000 ton. Kondisi serupa juga dialami Vietnam yang diprediksi mengalami penurunan produksi dari 1,6 juta ton pada tahun lalu menjadi sekitar 1,3 juta ton yang disebabkan karena kekeringan.
Adapun, kedua belah pihak berharap harga kopi bisa naik antara 20% -- 40% dari harga saat ini. Untuk kopi robusta, harga saat ini berada di kisaran US$1.800 – US$2.000 per ton. Sementara untuk kopi Arabica berada di harga US$5.500 per ton. Kondisi harga akan memengaruhi kinerja ekspor dari sisi volume.
“Kalau harga ini akan baik, kita bisa ekspor dengan volume lebih banyak. Kita melihat market yang ka rah lebih baik. Jadi kalau harga masih seperti ini, kalau kita punya power untuk holding saya kira harga bisa lebih baik,” kata Ketua AEKI Lampung Sumita.