Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah meyakini perubahan kualitas bahan bakar minyak dari Premium (RON 88) ke Pertalite (RON 90-91) tidak akan mendorong kenaikan harga barang kebutuhan pokok.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan harga BBM baru jenis Pertalite otomatis akan dijual lebih mahal dari Premium karena kualitasnya lebih baik.
Namun hal itu tidak serta merta mendorong peningkatan harga bahan pokok nasional. Pasalnya, kualitas Pertalite yang lebih baik dari Premium menyebabkan pemakaian bahan bakar menjadi lebih sedikit.
“ [Harga kebutuhan pokok] tidak [naik], kan kualitasnya, kalian akan memakai lebih sedikit,” katanya Senin (20/4/2015).
Sayangnya, dia tidak dapat merinci persentase efisiensi yang dihasilkan dari pemakaian Pertalite dibanding Premium pada mesin kendaraan.
“Ada lah [persentase efisiensi]. Tanya saja sama pertamina nanti".
JK menjelaskan perubahan jenis bahan bakar dari RON 88 menjadi RON 90-91 dilakukan sebagai salah satu cara memperbaiki kualitas BBM nasional. Hal itu berfungsi memperbaiki kelancaran mesin kendaraan karena oktan yang makin baik.
“Semakin tinggi oktannya semakin baik. Itu hanya bicara oktan saja, bicara kualitas,” ujarnya.
Sebelumnya, JK memastikan bahan bakar minyak pengganti Premium tidak akan disubsidi oleh pemerintah, meski tetap terjangkau oleh masyarakat.
Mulai awal Mei 2015, PT Pertamina (Persero) akan menghapus bensin premium di beberapa SPBU kota-kota besar. Premium akan diganti Pertalite dengan kualitas sedikit di bawah Pertamax dengan RON 92.
Nantinya, premium hanya akan difokuskan pada angkutan umum dan moda transportasi umum, khususnya di SPBU luar pusat kota.