Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan produksi udang pada tahun ini meningkat setidaknya 70.000 ton dengan fokus utama pada pengembagan udang windu.
Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan saat ini total produksi udang windu baru mencapai sekitar 30% dari total produksi udang nasional yang pada tahun lalu mencapai sekitar 680.000 ton. Adapun, udang vaname masih mendominasi dengan kontribusi mencapai sekitar 60% dari total produksi udang.
“Ini penekanan ke udang windu dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi lain udang vaname masih tetap dikembangkan,” ujarnya sebagaimana dikutip dari harian Bisnis Indonesia, Kamis (9/4/2015).
Slamet menuturkan pengembangan udang windu pada tahun ini akan dilakukan melalui strategi ekstensifikasi. Pihaknya membidik pembudidayaan udang windu di sejumlah wilayah seperti Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Aceh, dan sejumlah wilayah lainnya di Sumatera.
Dari sisi pembibitan, KKP mewajibkan bibit yang digunakan oleh petani udang windu berasal dari bibit yang dikembangkan oleh breeding center. Pemanfaatan bibit yang diambil dari tambak tidak direkomendasikan karena tidak terseleksi dengan baik sehingga dikhawatirkan akan membawa dan menyebarkan bibit penyakit.
“Kami sudah memberikan surat imbauan kepada para pengusaha untuk tidak menggunakan induk dari tambak,” tambahnya.
Adapun, tingkat kepadatan yang optimal untuk pengembangbiakan udang windu adalah 40-50 ekor udang permeter persegi. Tingkat kepadatan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan kepadatan udang vaname yang dapat mencapai 60-80 meter persegi.
Guna mendongkrak efektivitas lahan, KKP mendorong budidaya udang windu dengan memanfaatkan sistem tumpang sari bersama budidaya bandeng dan rumput laut.