Bisnis.com, JAKARTA - PT Jasa Marga dan PT Waskita Karya akan menyalurkan dana Rp439 miliar sebagai kompensasi atas diambilalihnya pengelolaan ruas tol Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono dari PT Thiess Contractor Indonesia.
Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Adityawarman menyatakan dana senilai Rp439 miliar itu akan disalurkan pembayarannya kepada PT Thiess Contractor Indonesia (TCI) pada awal bulan depan.
"Dana yang akan disalurkan itu jumlahnya sekitar Rp439 miliar. Dari total dana yang harus dibayarkan itu Jasa Marga menanggung porsi sebanyak 60% dan Waskita 40%," kata Adit kepada Bisnis.com, Senin (6/4/2015).
Menurutnya, proses pembayaran baru dapat dilakukan pada bulan depan, karena baik Jasa Marga maupun Waskita masih harus menunggu pembuatan surat akta jual beli (AJB) yang saat ini masih diproses oleh notaris.
"Ada syarat-syarat administratif yang harus diurus, dan sekarang masih diurus oleh notaris. Awal bulan Mei kalau tidak ada masalah bisa langsung teken AJB," ujarnya.
Adit mengakui proses perpindahan saham untuk pengelolaan ruas tol Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono ini memang agak molor dari jadwal yang ditargetkan. Awalnya akuisisi saham milik Thiess pada kedua ruas tersebut dijadwalkan bisa tuntas pada akhir bulan Maret.
"Ada beberapa proses yang ternyata butuh waktu cukup lama seperti proses negosiasi, audit laporan keuangan dan pengurusan administratif," tuturnya.
Meskipun demikian, dia menegaskan pihaknya berkomitmen untuk mempercepat proses pembangunan fisik kedua ruas tol yang menjadi bagian dari jaringan jalan tol Trans Jawa.
Menurutya, sebagai upaya percepatan perseroan rencananya akan langsung melaksanakan tender konstruksi begitu proses perpindahan sudah resmi dilakukan dan disetujui oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat selaku regulator.
"Kalau tidak ada hambatan, rencananya kita akan melaksanakan tender konstruksi selama dua atau tiga bulan lamanya, sehingga proses konstruksi ditargetjan sudah bisa dimulai pada bulan Agustus," tuturnya.
Dia memprediksi kedua ruas itu bisa beroperasi secara penuh pada akhir tahun 2017. Namun, dia menyatakan target operasi itu dapat terpenuhi apabila proses pembebasan lahan yang dilakukan pemerintah juga dapat diselesaikan dengan tepat waktu yaitu pada akhir tahun ini.
Saat ini, imbuhnya, progress lahan untuk kedua ruas itu baru mencapai 80%, artinya pemerintah masih memiliki kewajiban untuk membebaskan 20% sisanya.