Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GAPKI Minta Dukungan Pemerintah Lawan Kampanye Hitam

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengharapkan dukungan pemerintah dalam mengembangkan industri di dalam negeri, selain bersama-sama menghentikan upaya kampanye hitam yang dilontarkan negara barat melalui lembaga swadaya masyarakat.
Tandan buah segar kelapa sawit. /Bisnis.com
Tandan buah segar kelapa sawit. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengharapkan dukungan pemerintah dalam mengembangkan industri di dalam negeri, selain bersama-sama menghentikan upaya kampanye hitam yang dilontarkan negara barat melalui lembaga swadaya masyarakat.

"Industri sawit saat ini dan mendatang masih menjadi industri andalan dalam negeri sehingga memberikan kontribusi besar perolehan devisa, namun demikian hambatan dalam dan luar negeri terus menghadang," kata Ketua Umum Gabungan Pengusahsa Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono di Jakarta, Kamis (2/4/2015).

Joko Supriyono baru saja terpilih secara aklamasi dalam munas di Bali sebagai ketua umum pada Maret 2015.

Dikatakan, produsen minyak nabati di Eropa dan Amerika sampai saat ini melalui lembaga swadaya masyarakat (LSM) asing terus menyerang perusahaan sawit Indonesia, antara lain dengan hambatan tarif dan nontarif.

LSM asing dalam upaya menggoyang perusahaan sawit lokal, katanya, bahkan juga dilakukan melalui LSM yang ada di Indonesia, antara lain dengan menyerang mengangkat menyerobot tanah ulayat dan masyarakat adat.

"Berbagai serangan terus dilakukan oleh LSM asing dan lokal terhadap kita sehingga perlu mendapat dukungan dari pemerintah untuk menangani," kata Joko.

Ia mengharapkan agar pemerintah secara tegas dan konsisten ikut membantu perkembangan industri sawit dalam negeri, apalagi jika dilihat Indonesia saat ini menjadi produsen terbesar di dunia bersama Malaysia.

Untuk dukungan di dalam negeri, katanya, perlunya membangun pelabuhan yang memadai, terutama untuk wilayah Indonesia timur. Saat ini, pelabuhan angkutan sawit dan produknya yang memadai hanya Belawan dan Dumai.

"Akibat belum memadainya pelabuhan tersebut, biaya angkutan laut dari Belawan ke Rotterdam bisa lebih murah dibanding dari Belawan ke Kalimantan," katanya. Padahal, katanya, perkebunan sawit nasional saat ini terus berkembang dari yang semula di Sumatera tapi sekarang tumbuh di Kaliimantan.

Di Kalimantan juga ada beberapa pelabuhan untuk sawit tapi semuanya milik perusahaan sehingga tidak efektif dari segi biaya angkutan. "Harusnya pemerintah memikirkan membangun pelabuhan sawit yang memadai di Indonesia timur, misalnya di Balikpapan," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper