Bisnis.com, BANDUNG — Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Jawa Barat mendesak pemerintah menambah peralatan pendingin ikan berkapasitas besar atau cold storage untuk mengawetkan hasil tangkapan nelayan.
HNSI menyebutkan jumlah cold storage di Jabar saat ini hanya berjumlah tiga unit antara lain di Pelabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi, Pelabuhan Karangsong Kabupaten Indramayu, dan Pelabuhan Kejawanan Kota Cirebon.
Ketua HNSI Jabar Ono Surono menjelaskan cold storage merupakan infrastruktur yang paling vital bagi nelayan karena berfungsi untuk menjaga kualitas dan menstabilkan harga ikan.
"Penambahan cold storage mutlak harus dilakukan karena jumlahnya masih tergolong minim. Bahkan, cold storage yang telah ada pun jauh dari lokasi pelelangan ikan," kata Ono kepada Bisnis, Jumat (27/3).
Ono menduga minimnya cold storage akibat tidak fokusnya pemerintah dalam menangani persoalan nelayan dan perikanan.
"Mungkin pemerintah belum memikirkan seberapa penting cold storage ini," ujarnya.
Dia mengharapkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah segera menambah cold storage, terutama di lokasi pelelangan ikan.
"Kami akan menyampaikan kepada DPR agar kebijakan tersebut dengan menyiapkan anggaran yang dibutuhkan. Jika sekarang terencanakan, tahun depan bisa diusahakan terealisasi," katanya.
Ono melanjutkan cold storage yang ada saat ini masih dominan dikelola oleh pihak swasta. Sementara pengelolaan pemerintah hanya dalam persentase kecil.
Di Pelabuhan Ratu misalnya, cold storage terlihat sangat efektif namun dikelola oleh swasta.
“Di sana ada lebih dari sepuluh perusahaan yang mengelola cold storage. Sementara milik pemerintah masih sepi dari aktivitas,” ujarnya.
Kondisi serupa terjadi di Pelabuhan Kejawanan. Cold storage pun didominasi pihak swasta dan minim dari pengelolaan pemerintah.
“Cold storage yang ada mampu berjalan namun penanganan dan pelayanan yang kurang bagus, serta persediaan listrik yang belum memadai,” ujarnya.
Lain lagi dengan cold storage ikan di Pelabuhan Karangsong. Di sana, Pemprov Jabar cukup dominan, namun letaknya jauh dari lokasi pelelangan ikan.
"Pengelolaannya pun kurang maksimal. Kapasitasnya juga kecil, hanya sekitar 200 ton," katanya.
Presidium Serikat Nelayan Indonesia (SNI) Jabar Budi Laksana mengatakan keberadaan cold storage akan banyak membantu nelayan dalam menyimpan hasil tangkapan mereka.
Sehingga, lanjut dia, nelayan tidak perlu khawatir lagi ikan hasil tangkapan busuk karena bisa terjaga dalam waktu lama.
"Kalau masuk di cold storage ikan bertahan lebih lama kesegarannya. Dengan begitu, ikan pun bisa dijual jika harga sedang bagus dengan jangka waktu yang lama," katanya.
Kendati demikian, saat ini para nelayan masih mengandalkan cara tradisional dalam mangawetkan ikan yakni memasukkan hasil tangkapan ke dalam boks yang sudah diisi pecahan es batu.
"Kalau nanti ada cold storage pasti lebih enak sebab ikan dari laut bisa dimasukkan di dalamnya sebelum dikirim," ujarnya.(k4/k29)
HNSI Desak Pemerintah Tambah Cold Storage
Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Jawa Barat mendesak pemerintah menambah peralatan pendingin ikan berkapasitas besar atau cold storage untuk mengawetkan hasil tangkapan nelayan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Adi Ginanjar Maulana/Afif Permana
Editor : Martin Sihombing
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 hari yang lalu
Bank BJB (BJBR) Bicara Dividen dan Strategi Anorganik
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
35 menit yang lalu
Menko Perekonomian Airlangga Tegaskan QRIS hingga e-Toll Tak Kena PPN 12%
2 jam yang lalu