Bisnis.com, JAKARTA--Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Farmasi (GP Farmasi) Darodjatun Sanusi menyebut ada empat hal yang harus dipenuhi pemerintah dalam mengembangan industri bahan baku obat.
“Prastudi kelayakan, riset mendalam, pemerintah harus menyediakan dana untuk merintis industri ini, dan [tetapkan strategi bisnis] bisa memanfaatkan BUMN atau konsorsium dengan swasta,” kata Darodjatun kepada Bisnis, Kamis (26/3/2015).
Prastudi kelayakan bermaksud untuk mengkaji lebih dalam apa betul enam bahan baku aktif obat yang ditetapkan Kemenperin adalah yang paling strategis dan ekonomis untuk diproduksi. Yang pasti, studi kelayakan harus mencakup evaluasi penguasaan teknologi, berapa besar kapasitas produksi yang dibutuhkan, bagaimana kemampuan penyerapannya di dalam negeri, dan sejauh mana daya saing untuk mengekspor setidaknya ke Asean.
GP Farmasi menggarisbawahi tiga hal terkait pengembangan industri bahan baku dan penolong obat. Pertama soal ketersediaan teknologi untuk memproduksi material dasar bahan baku obat. Kedua, pemilihan bahan apa yang secara ekonomis dan ilmiah bisa dibutuhkan jangka panjang dan jumlahnya besar. Ketiga tak lain terkait insentif bagi investor.
Saat ini terdapat beberapa perusahaan farmasi yang tengah melebarkan bisnis merambah produksi bahan baku obat. Sebagai contoh, Kimia Farma untuk garam farmasi, Kalbe Farma untuk bahan baku bioteknologi, grup Dexa untuk bahan baku obat dari alam dan obat kanker, jenis vaksin terbaru oleh Bio Farma, serta Soho untuk bahan baku berbasis bahan alami.