Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI) berharap Presiden merevisi Harga Pembelian Pemerintah untuk harga gabah kering panen (GKP) dari yang ditetapkan Rp3.700 per kg menjadi minimum Rp4.000/kg.
Pasalnya, Ketua Umum AB2TI Dwi Andreas Santosa mengatakan kenaikan HPP Gabah dan Beras dalam Inpres No. 5/2015 hanya naik 10,6-12,2% atau jauh lebih rendah dari total inflasi 3 tahun terakhir sebesar 21,03%.
Menurutnya, kenaikan HPP seharusnya lebih tinggi dari itu untuk tidak saja meredam inflasi namun juga menaikkan taraf hidup petani.
"Ketidakberpihakan pada petani kecil nyata pada penetapan HPP. Petani dibiarkan sendiri sehingga terkesan pemerintah memunggungi petani," katanya, Senin, (23/3).
Andreas menuturkan, berdasarkan laporan jaringan tani anggota AB2TI terjadi penurunan harga gabah kering sawah yg signifikan dan sangat merugikan petani kecil di beberapa wilayah saat ini.
Gabah di tingkat petani di beberapa tempat saat ini hanya dihargai Rp2.900/kg (Lamongan, Rembang sampai Brebes), Rp3.300/kg (gudang Bulog Tuban), 3100-3600 (Sragen, Nganjuk, Purbalingga, Pasuruan).
Harga tersebut bahkan lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Disisi lain ongkos panen dan buruh meningkat, saat ini Rp 500/kg di beberapa tempat.
"Petani sangat dirugikan dan terancam tidak memiliki modal untuk tanam berikutnya," katanya.
HPP Gabah dan Beras, Petani Minta Harga GKP Direvisi
Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI) berharap Presiden merevisi Harga Pembelian Pemerintah untuk harga gabah kering panen (GKP) dari yang ditetapkan Rp3.700 per kg menjadi minimum Rp4.000/kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Irene Agustine
Editor : Bambang Supriyanto
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
14 jam yang lalu
Bos Eramet Buka-bukaan Soal RI Batasi Pasokan Nikel
17 jam yang lalu