Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Bawang Merah, Kementan Bahas Rekomendasi Izin

Kementerian Pertanian sedang melakukan pembahasan mengenai importasi bawang merah setelah harga komoditas itu tidak kunjung turun di pasaran.
Harga di dalam negeri tak kunjung turun. /Bisnis.com
Harga di dalam negeri tak kunjung turun. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian sedang melakukan pembahasan mengenai importasi bawang merah, setelah harga komoditas itu tidak kunjung turun di pasaran.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan pihaknya dan Kementerian Perdagangan tengah membahas kemungkinan impor karena pasokan bawang menurun sehingga dikhawatirkan tak mampu memenuhi kebutuhan nasional.

"Sementara masih tahap pembahasan untuk melihat kondisi apa impor atau tidak," katanya, Senin (23/3/2015).

Dia mengatakan produksi bawang merah memang mengalami penurunan pada Januari-Maret dikarenakan siklus musiman namun pada awal April produksi bisa kembali memenuhi kebutuhan.

Meski demikian, dia mengatakan kebijakan importasi masih dibahas kendati harga bawang dalam bulan ini naik lebih tinggi dibandingkan dengan dua bulan sebelumnya. "Tergantung kebutuhan nasional, kalau kurang mungkin bisa bertahap (impornya) 1.000 ton, 2.000 ton. Tapi ini kami sedang bahas dulu," katanya

Bulan ini, harga bawang merah kering  di tingkat petani meningkat dari harga normal Rp16.000 per kg menjadi Rp20.000 per kg. Di pasar, harga bawang merah kering yang biasa dijual Rp22.000 per kg bahkan terpantau naik hingga Rp30.000 per kg.

Kebutuhan bawang nasional mencapai 80.000 ton per bulan. Produksi Januari-Februari memang mulai statis di angka 80.000 ton. Sementara itu, penyediaan pada Maret diperkirakan hanya 60.000-70.000 ton per bulan.

Kendati stok berkurang, Dirjen Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian Yusni Emilia Harahap mengatakan pihaknya belum mengeluarkan rekomendasi izin bawang merah sampai saat ini.

Pasalnya, pemerintah masih mendata beberapa sentra selain Brebes, yang mampu menyediakan pasokan untuk kebutuhan nasional sekarang ini, seperti di beberapa wilayah Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan.

"Meskipun memang pasokan tidak optimal karena pergiliran Brebes sedang masanya tanam padi kemarin, tapi ada substitusi daerah lain yang kalau dihitung akan cukup," katanya.

Dia mengatakan persoalan distribusi akan jadi kekhawatiran lain apabila panen di kedua sentra tersebut tidak bisa dimobilisasi dengan baik meskipun produksi bawang sampai April akan berangsur membaik.

"Jadi tidak perlu ada kekhawatiran sebetulnya dari sisi pasokan meskipun harga tinggi. Ini tinggal beberapa minggu kalau pasokan dari sentra baru mungkin terkendala distribusi," katanya. Pada April, Yusni mengatakan produksi akan kembali surplus 15.000 ton di atas kebutuhan nasional. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Irene Agustine
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper