Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KTNA Pesimistis Bulog Serap Beras Sesuai Target

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Winarno Thohir pesimistis Perum Bulog dapat merealisasikan pengadaan beras hingga 2,5-2,7 juta ton pada tahun ini akibat sempitnya waktu penyerapan beras dan kenaikan HPP yang tidak signifikan.
KTNA pesimistis bulog menyerap beras sesuai target/ilustrasi
KTNA pesimistis bulog menyerap beras sesuai target/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Winarno Thohir pesimistis Perum Bulog dapat merealisasikan pengadaan beras hingga 2,5-2,7 juta ton pada tahun ini akibat sempitnya waktu penyerapan beras dan kenaikan HPP yang tidak signifikan.

Sebelumnya, Bulog menargetkan untuk menyerap beras dalam negeri hingga 3,2 juta ton. Namun, karena kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah dan beras tidak sesuai dengan usulan awal Bulog sebesar 15%, maka target pengadaan direvisi menjadi 2,5-2,7 juta ton pada tahun ini.

"Ini walaupun diturunkan tidak akan tercapai karena dua alasan itu. Dapat 2 juta ton juga sudah bagus," katanya, seperti dikutip Bisnis, (20/3/2015).

Pasalnya, pengadaan saat ini tersebut terlambat. Selama ini, panen Maret-April berkontribusi menyumbang 60% total produksi nasional. Namun, Bulog baru bergerak pada minggu ketiga bulan Maret atau ketika panen cukup besar sudah terjadi.

Apalagi, panen pada Agustus-September nanti petani cenderung menyetok hasil panennya sebagai bekal untuk pertanaman yang dimulai Oktober. Dampak stok ditahan berakibat pada harga yang akan tetap diatas HPP sehingga petani tidak tertarik menjualnya kepada Bulog.

Ditambah, harga beras saat ini masih tergolong tinggi akibat mundurnya masa tanam dan tidak diberlakukannya raskin pada tahun lalu. Sehingga, Bulog hanya akan mendapatkan sedikit ruang pada April untuk membeli karena pada Mei harga diperkirakan naik kembali diatas HPP.

Lebih lanjut, Winarno mengkhawatirkan kecilnya pengadaan yang dilakukan Bulog tahun ini dapat berimbas pada dibukanya kran impor beras karena menipisnya stok beras dalam negeri sampai akhir tahun.

Instruksi Presiden No.5 tahun 2015 mengenai Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah tertanggal 17 Maret 2015 telah menetapkan acuan harga gabah dan beras baru setelah tiga tahun lamanya aturan tersebut tidak direvisi.
 
Dalam beleid itu, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani naik 12,12% dari Rp3.300 per kg menjadi Rp3.700 per kg, harga gabah kering giling (GKG) di tingkat penggilingan naik 10,84% dari Rp4.150 menjadi Rp4.600 per kg dan beras di Gudang Bulog naik 10,6% dari Rp6.600 per kg menjadi Rp7.300 per kg.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Irene Agustine

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper