Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jangan Buru-Buru Tergiur Beli Rumah di Pameran! Ini Alasannya

Bagi Anda yang mengunjungi pameran rumah, sebaiknya jangan terburu buru membeli rumah yang ditawarkan

Bisnis.com, JAKARTA--Setiap pasangan suami istri pasti memiliki impian punya rumah sendiri untuk ditinggali. Mereka yang punya dana lebih, bisa dengan mudah memperoleh rumah dengan membeli secara tunai, namun ada cara lain untuk memiliki rumah yaitu lewat kredit pemilikan rumah (KPR). Melihat animo masyarakat yang tinggi terhadap rumah termasuk properti lainnya seperti apartemen, pengembang maupun pemerintah kerap mengadakan pameran properti.

Para pengunjung pameran properti bisa bersua dengan banyak pengembang dan melihat gambaran properti yang mereka tawarkan cukup di satu tempat saja yaitu di lokasi penyelenggaraan pameran. Para pengunjung akan mudah memperoleh informasi tentang properti melalui brosur yang dibagikan maupun dengan bertanya langsung ke pengembang.

Para pengembang mengambil kesempatan selama pameran untuk menarik pembeli lewat berbagai cara. Berdasarkan pengamatan Bisnis di sebuah pameran properti yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) belum lama ini, para pengembang ada yang mengiming-imingi hadiah barang elektronik untuk pembeli yang melakukan transaksi selama pameran, ada pula yang memberikan diskon yang hanya berlaku selama pameran.

“Pameran buat pengembang tentu saja dijadikan ajang untuk promosi,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda kepada Bisnis.

Bagi calon pembeli, Ali menganjurkan agar pameran properti sebaiknya menjadi ajang untuk membandingkan pengembang satu dengan pengembang lainnya. Dia berpesan agar jangan terburu-buru melakukan transaksi ketika calon pembeli belum tahu di mana lokasi sebenarnya dari properti yang ditawarkan.

“Bisa jadi lokasinya ternyata nggak bagus, karena pameran juga bisa jadi ajang pengembang untuk cuci gudang,” katanya.

Dia menyarankan untuk melakukan survei lapangan terlebih dahulu sebelum menentukan properti yang harus dibeli.  Selain melakukan survei lapangan, bandingkan harga properti antara pengembang satu dengan lainnya yang menawarkan properti di daerah yang sama.

Jika saat pameran pengembang menawarkan diskon, sebaiknya jangan mudah tergiur. Bisa jadi, setelah pameran berlangsung ternyata pengembang tetap mematok harga yang sama dengan harga saat pameran.

Dia mewanti-wanti calon pembeli agar tidak mudah terpengaruh dengan harga yang murah selama pameran, karena lokasinya bisa jadi tidak sesuai dengan kebutuhan misalnya lokasi sangat jauh dari tempat bekerja. Pertimbangkan waktu yang harus ditempuh dari rumah ke tempat kerja dengan menggunakan alat transportasi.

Seperti Ali, pengamat properti Panangian Simanungkalit menyarankan konsumen harus tahu lokasi properti yang sebenarnya serta membandingkan harga yang ditawarkan oleh beberapa pengembang. Artinya, konsumen sebaiknya tidak melakukan transaksi saat pameran, tapi harus mengecek lokasi dahulu. Setelah mendapatkan informasi di pameran, konsumen bisa mendatangi beberapa lokasi properti yang ditawarkan.

“Lihat dan rasakan,” katanya.

Menurutnya, konsumen harus menyesuaikan properti pilihannya dengan daya belinya. Konsumen jangan membeli properti dengan harga yang terlalu mahal atau tidak sesuai kemampuan. Jika membeli properti terlalu mahal dan membayar dengan cara diangsur, bisa-bisa angsurannya macet di tengah jalan.

Setelah membandingkan lokasi dan harga, konsumen juga harus memilih pengembang yang terbaik sehingga bisa dipercaya. Dia memberikan contoh, pengembang yang sudah melakukan initial public offering (IPO) atau tercatat di Bursa Efek Indonesia biasanya lebih terjamin. Selain itu, pengembang-pengambang lain yang terafiliasi dengan pengembang yang merupakan perusahaan terbuka juga tergolong aman.

Lebih lanjut dia mengatakan, memilih pengembang ini menjadi poin penting mengingat hukum di Indonesia masih lemah dalam melindungi konsumen.

Cara lain untuk mengetahui pengembang bisa dipercaya atau tidak yaitu dengan cara membandingkan keadaan yang sesungguhnya dengan yang tergambar di brosur. Jika banyak ngawur, sebaiknya tinggalkan pengembang semacam itu.

Nah, jika sudah yakin dengan pengembangnya, siap-siap punya properti impian!

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper