Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JK: Bangun Pembangkit Listrik Harus Perhatikan Bauran Energi

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pembangunan pembangkit listrik 54.000 MW dalam 10 tahun ke depan harus ikut memperhatikan bauran energi.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pembangunan pembangkit listrik 54.000 MW dalam 10 tahun ke depan harus ikut memperhatikan bauran energi.

Dalam Munas ke-4 Masyarakat Kelistrikan Indonesia, Wapres menuturkan pilihan energi merupakan hal yang penting sekali.

Adapun saat ini, pembangkit listrik di Tanah Air mayoritas menggunakan batubara 53%, gas 20%, bahan bakar minyak 11%, air 6%, dan sisanya bahan bakar terbarukan (renewable resources).

"Negara manapun tidak boleh prime energinya satu, harus macam-macam, sehingga apabila ada masalah bisa diatasi," katanya di kantor PLN Pusat, Kamis (12/3).

JK tidak ingin Indonesia meniru Beijing dan Shanghai China yang pembangkit listrik dan industrinya banyak menggunakan batubara sebagai bahan bakar. Akibatnya, kualitas udara di dua kota industri Tiongkok itu menjadi kurang baik.

"Kalau fossil otomatis di samping mahal, harganya juga sangat fluktuatif. Kemudian kalau gas yang terbaik, bersih, tetapi juga sangat politically problem," ujarnya.

‎Energi terbarukan seperti angin, air, dan panas bumi diharapkan JK dapat mencapai 50% dari total bauran energi pembangkit listrik di Indonesia.

"Supaya kita tetap memilih hal-hal yang mempunyai renewable sehingga lingkungan bersih," imbuhnya.

JK menambahkan terkait mega proyek 35.000 MW, pemerintah memiliki dua prioritas. Pertama, prioritas diberikan kepada perusahaan listrik yang ingin melakukan ekspansi. Kedua, pembangunan pembangkit listrik mulut tambang.

"Kalau mine mouth tentu satu kali investasi memang mahal. Tapi transmisi Jawa-Sumatera itu memang harus kita adakan supaya terjadi stabilitas," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper