Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AYAM RAS PEDAGING : Peternak Keluhkan Harga Dibawah HPP

Peternak unggas mengeluhkan rendahnya harga ayam ras pedaging di tingkat kandang yang terus turun hingga Rp4.000 per kg dibawah Harga Pokok Produksi Rp17.500 per kg pada bulan ini.
Peternak unggas mengeluhkan rendahnya harga ayam ras pedaging di tingkat kandang yang terus turun hingga Rp4.000 per kg dibawah Harga Pokok Produksi  Rp17.500 per kg pada bulan ini./JIBI
Peternak unggas mengeluhkan rendahnya harga ayam ras pedaging di tingkat kandang yang terus turun hingga Rp4.000 per kg dibawah Harga Pokok Produksi Rp17.500 per kg pada bulan ini./JIBI
Bisnis.com, JAKARTA – Peternak unggas mengeluhkan rendahnya harga ayam ras pedaging di tingkat kandang yang terus turun hingga Rp4.000 per kg dibawah Harga Pokok Produksi  Rp17.500 per kg pada bulan ini.
 
Pada Januari, harga ayam ras pedaging sempat naik hingga Rp18.500 per kg dipicu banyaknya ayam yang terserang penyakit. Namun, harga ayam terus menurun sejak Februari dan mencapai puncaknya pada Maret ini sebesar Rp13.500 per kg.
 
Ketua Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara Sigit Prabowo mengatakan hal tersebut disebabkan kondisi over suplai yang semakin parah. Dia memperkirakan produksi ayam mencapai 64 juta ekor pada minggu lalu sedangkan kebutuhan nasional ayam hanya 45-47 juta ekor per minggu.
 
Sigit mengatakan kondisi over suplai ayam pada tahun ini lebih parah dibandingkan bulan yang sama periode tahun lalu. Saat itu, rata-rata kelebihan suplai ayam hanya mencapai 7 juta ekor saja per minggu.
 
“Perhitungan tim adhoc kelebihannya sampai 17 juta ekor. Normalnya, panen saat ini harusnya Rp17.500-18.500 di tingkat peternak,” katanya kepada Bisnis, Rabu, (11/3).
 
Kendati demikian, Sigit mengatakan harga day old chick atau anak ayam umur sehari masih terpantau normal di kisaran Rp3.500-4.000 per ekor. Namun, tetap saja peternak lokal tidak terlalu untung karena HPP Doc Rp4000-4.250.
 
Dia mengkhawatirkan kondisi over suplai tidak bisa dikendalikan pemerintah sehingga peternak lokal akan terus melanjutkan tren gulung tikar. Saat ini saja, Sigit mengatakan peternak mandiri berjumlah 40.000 peternak dari awal tahun lalu sebanyak 120.000 peternak.
 
Dengan kerugian peternak ayam tahun lalu, Sigit mengestimasi kerugian mencapai Rp7,45 triliun dengan asumsi rata-rata kerugian panen live bird sebesar Rp1.000 per ekor. Menurutnya, jika kondisi ini terus terjadi sampai akhir tahun, bukan tak mungkin kerugian peternak akan mencapai dua kali lipatnya.
 
“Ditambah lagi expand terus kan yang gede-gede (perusahaan besar), kalau makin bertumbuh yang kecil akan habis,” katanya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Irene Agustine
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper