Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Padat Karya di Kawasan Berikat Jabar Masih Bergeliat

Asosiasi Pengusaha Kawasan Berikat atau APKB Kaupaten Purwakarta Jawa Barat menilai industri padat karya salah satunya tekstil dari Indonesia masih memiliki daya saing yang cukup baik di pasar luar atau untuk pasar ekspor.
Indonesia masih menjadi negara pilihan yang banyak mendapatkan order pertekstilan karena semakin baiknya kualitas yang diberikan./Ilustrasi Pabrik garmen-Bisnis
Indonesia masih menjadi negara pilihan yang banyak mendapatkan order pertekstilan karena semakin baiknya kualitas yang diberikan./Ilustrasi Pabrik garmen-Bisnis

Bisnis.com, BANDUNG - Asosiasi Pengusaha Kawasan Berikat atau APKB Kaupaten Purwakarta Jawa Barat menilai industri padat karya seperti pertekstilan di sejumlah kawasan berikat di Jawa Barat masih memiliki daya saing yang cukup baik di pasar ekspor.

Ketua APKB Purwakarta Manaur Simatupang mengatakan Indonesia masih menjadi negara pilihan yang banyak mendapatkan order karena semakin baiknya kualitas yang diberikan.

"Industri kawasan berikat yang kita kembangkan seperti padat karya berjalan baik. Banyak pasar juga yang mulai pindah dari produk China ke produk Indonesia," katanya, Selasa (10/3/2015).

Selain itu, pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga dinilai sedikit menguntungkan karena pasar industri kawasan berikat secara keseluruhan merupakan pasar ekspor. Namun, dia mengaku hal tersebut tidak selalu menguntungkan karena ketergantungan bahan baku yang masih impor.

Meski demikian, Manaur menilai industri kawasan berikat di Purwakarta tetap berusaha bertahan meskipun tingkat biaya operasional semakin tinggi. Sebaliknya, beberapa pelaku usaha industri serupa di daerah lain sudah seperti Tangerang dan Bekasi sudah melakukan relokasi ke daerah Jatim dan Jateng karena tidak dapat menutupi biaya operasional yang tinggi.

"Kita masih bisa bertahan dengan daya saing yang ada atau sesuai dengan yang diharapkan buyer. Di kota lain seperti Tangerang dan Bekasi, beberapa perusahaan kawasan berikat pindah ke daerah yang biaya operasionalnya lebih rendah seperti Semarang," ujarnya.

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar meminta pemerintah memaksimalkan kawasan berikat guna memangkas biaya produksi industri.

Ketua Apindo Jabar Dedy Widjaja mengatakan selama ini pemerintah kurang melakukan sosialisasi terhadap pengusaha mengenai fasilitas yang cukup menguntungkan untuk pendirian kawasan berikat.

“Kawasan berikat cukup menolong industri yang selama ini banyak tercecer di beberapa kawasan. Bila industri tersebut berada dalam kawasan berikat maka bisa melakukan efisiensi produksi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper