Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Beras Naik, Anggota DPR Duga Ada Motif Impor

Anggota Fraksi Partai Golkar DPR Mukhamad Misbakhun menduga kenaikan harga beras disebabkan oleh keinginan importir untuk mengimpor beras, meskipun sebulan lagi memasuki panen raya.
Beras impor dari Vietnam/Antara
Beras impor dari Vietnam/Antara

Bisnis.com, PASURUAN - Anggota Fraksi Partai Golkar DPR Mukhamad Misbakhun menduga kenaikan harga beras disebabkan oleh keinginan importir untuk mengimpor beras, meskipun sebulan lagi memasuki panen raya.

Dia mengatakan sudah bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla beberapa hari lalu bahwa panen padi akan berlangsung sebulan lagi namun tiba-tiba terjadi kelangkaan dan kenaikan harga beras.

Menurutnya, Wapres sudah melakukan inspeksi dan ternyata stok untuk beras dalam negeri cukup.

"Jangan-jangan ini permainan orang yang ingin mengimpor beras, padahal stok nasional masih cukup," katanya di Pasuruan, Jatim, Senin.

Hal itu disampaikan Misbakhun saat menjawab pertanyaan seorang warga Pasuruan dalam kegiatan reses masa sidang II tahun 2014-2015.

"Ada orang yang mau memainkan harga (beras), dan ini kasusnya sama seperti harga bawang merah dan cabai," ujarnya.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar itu menegaskan Indonesia jangan sampai mengimpor beras sebelum panen raya berlangsung.

Hal itu menurut dia akan merugikan petani karena harga gabah di tingkat bawah pasti akan anjlok dan petani akan rugi.

"Jangan dulu impor sampai panen datang dan apabila kurang pangan, maka baru impor. Namun, impor adalah pilihan terakhir. Saya minta jangan korbankan komoditas penting seperti beras," katanya.

Misbakhun menilai operasi pasar yang dilakukan Perum Bulog harus dimaksimalkan untuk menekan harga beras yang terus naik.

Namun, menurutnya, jangan sampai beras banyak, tetapi harganya tetap tinggi.

"Saya juga tidak ingin beras dari operasi pasar tidak layak makan, sehingga hal itu harus diperhatikan," ujarnya.

DPR sudah menyetujui pemberian penyertaan modal negara (PMN) kepada Perum Bulog sebesar Rp3 triliun untuk menstabilkan harga pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper