Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KECELAKAAN MOTOR: Jalan Berlubang Penyebab utama

Membeli sebuah unit sepeda motor, kini seolah mencicil sebuah jalan menuju ajal. Tiap tahunnya, puluhan ribu nyawa orang melayang akibat nihilnya nilai keselamatan di jalan raya yang kerap minim penerangan, bertebarnya lubang, serta dilanggarnya tertib berkendara.
jalan berlubang penyebab utama kecelakaan motor./
jalan berlubang penyebab utama kecelakaan motor./

Bisnis.com, JAKARTA-  Membeli sebuah unit sepeda motor, kini seolah mencicil sebuah jalan menuju ajal. Tiap tahunnya, puluhan ribu nyawa orang melayang akibat nihilnya nilai keselamatan di jalan raya yang kerap minim penerangan, bertebarnya lubang, serta dilanggarnya tertib berkendara.

AS, sang pengendara adalah seorang wartawan, sehari-hari dituntut mobilitas tinggi, karena itu sepeda motor merupakan satu-satunya transportasi yang menunjang. Dia terbiasa mengandalkan segenap ‘insting’ dalam berkendara, namun senantiasa melengkapi diri dengan helm berstandar, serta kondisi sepeda motor yang prima.

Namun hal itu tak membuatnya lolos dari ancaman maut di jalan raya. Kejadiannya berlangsung pada bulan Juli tahun lalu, sewaktu dia memacu kencang sepeda motor membelah Jalan Galunggung, Jakarta Selatan menuju Dukuh Atas.

Saat itu, kondisi jalan agak lengang, dan hanya disinari cahaya temaram lampu jalan, penglihatan dari balik kaca helm pun meremang. Sebaliknya,  sepengetahuannya selama ini, sepanjang Galunggung, aspal jalan cukup baik, hampir tidak ada lubang bertebaran.

Namun saat itu, sewaktu hampir sampai di ujung Jalan Galunggung, berjarak sekitar dua puluh meter jelang lampu lalu lintas, AS dikejutkan dengan lubang jalan yang menganga. Dia tak sempat menghindar,  roda depan sepeda motor jenis skutik itupun menerjang lubang dengan kedalaman sekitar sepuluh sentimeter.

Skutik itupun terjungkal, AS terpental beberapa meter. Beruntungnya, saat itu, jarak kendaraan di belakang cukup jauh, AS terhindar dari ancaman benturan dengan kendaraan lainnya.

Alhasil, AS mendapat cedera lumayan parah. Lengan kanannya patah. Di beberapa bagian kaki pun luka-luka akibat tergerus aspal jalan. “Sama sekali tidak terlihat ada lubang, gelap,” ujarnya.

AS sempat beberapa menit berada di tepian jalan tempat kejadian, menunggu jemputan rekan-rekannya yang telah dikabari perihal kecelakaan tersebut. Di saat itu pula, terdapat sekitar empat pengendara sepeda motor yang hampir terperosok akibat lubang tersebut.

“Untungnya mereka tidak sampai jatuh,” kenang AS.

Cerita AS itupun jadi bagian dari sekitar 95.906  kejadian kecelakaan lalulintas yang dicatat Korps Lalu Lintas (Korlantas) Mabes Polri pada tahun lalu. Meski tercatat adanya penurunan dari jumlah kecelakaan tahun sebelumnya  yang sekitar 100.106 kejadian, namun tak mengurangi jumlah kerugian, baik nyawa maupun besaran material.

Sepanjang 2014, terdapat 28.297 orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Sedikitnya 26.840 korban mengalami luka berat, serta 109.741 korban lainnya menderita luka ringan.

Sementara jumlah kerugian material pada 2013 mencapai Rp255,8 miliar, sedangkan tahun lalu sekitar Rp250,1 miliar. Kejadian kecelakaan tersebut tersebar di beberapa status jalan baik nasional, jalan milik propinsi, maupun kabupaten.

Kecelakaan mayoritas melibatkan kendaraan jenis sepeda motor, yaitu sekitar 72%, atau 108.883 unit. Sedangkan faktor jalan berlubang serta rusak merupakan penyebab utama adanya kecelakaan lalu lintas tersebut.

Berdasarkan jumlah kecelakaan tahun lalu, sedikitnya 1.000 kejadian kecelakaan atau 18% disebabkan jalan berlubang. Faktor lainnya adalah minimnya penerangan jalan, serta konstruksi jalan berupa tikungan tajam.

Mungkin AS masih bisa dikatakan bernasib baik, selamat dari kecelakaan tersebut. Namun hal itu tak menepis anggapan bahwa kecelakaan lalu lintas adalah perenggut nyawa paling banyak dibandingkan penyakit medis.

Hal ini sebagaimana diungkapkan Kakorlantas Polri Brigjen Pol Condro Kirono. “Penyebab kematian paling banyak ada pada kecelakaan lalu lintas, jumlahnya masuk yang tertinggi, hampir dapat disamakan dengan jumlah korban penyakit tidak menular.”

Condro mengatakan guna menekan angka kecelakaan tersebut, maka institusinya akan mendorong pelaksanaan program keterampilan mengemudi. Sebab, menurutnya, hal itu merupakan penting strategis dan wajib didukung.

“Selain karena faktor jalan dan kendaraan tapi yang dominan pengguna jalan atau manusianya,” ujarnya.

Akan tetapi, untuk soal prasarana jalan yang kerap jadi momok bagi pengendara, Condro mengatakan hal tersebut telah dikoordinasikan dengan dinas terkait. “Untuk jalan bukan kami, namun hendaknya para APM [agen pemegang merek/pelaku industri otomotif] juga berkewajiban untuk mengedukasi.”

Di lain sisi, Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Sigit Kumala mengatakan saat ini para pelaku industri telah mengalokasikan banyak dananya bagi kampanye keselamatan berkendara tersebut. Bahkan, terdapat pelaku industri yang mengusahakan terbentuknya komunitas berupa kampung patuh keselamatan lalu lintas.

“Artinya kalau untuk sosialisasi dan pembangunan sekolah taat lalu lintas, kami sudah upayakan juga,” ujarnya.

Hanya saja, aku Sigit, hingga saat ini jumlah kecelakaan dan kerugian yang diakibatkannya merupakan tanggungjawab semua pihak. Dia memandang tiap kecelakaan beberapa faktor turut jadi penyebab secara sekaligus, baik itu infrastruktur jalan, rambu lalu lintas, maupun kesadaran berlalu lintas pengendara.

Namun demikian, berangkat dari kejadian sehari-hari berlalu lintas di jalanan Ibukota, patutnya siapapun tak boleh tutup mata, deretan lubang jalan tiap kali mengintai nyawa tiap pengendara. Terlebih lagi, tahun lalu dari sektor sepeda motor saja, pemerintah sedikitnya mengantongi Rp7,9 triliun sebagai penghasilan pajak, modal cukup besar untuk menghadirkan infrastruktur jalan yang ideal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper