Bisnis.com, MALANG - DPRD Kabupaten Malang, Jawa Timur, menilai hampir 30% sanitasi di wilayahnya dalam kondisi buruk dan belum sesuai dengan standar.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Malang, Unggul Nugroho, mengatakan di wilayah Kabupaten Malang saat ini terdapat sekitar 17.000 rukun tetangga (RT) dan dari jumlah itu 30% sanitasinya dalam kondisi cukup buruk.
“Selain itu, sanitasi belum sesuai dengan standar internasional. Buruknya sanitasi di beberapa desa, kemungkinan disebabkan minimnya APBD Kabupaten Malang,” kata Unggul, Jumat (13/2/2015).
Buruknya kondisi sanitasi tersebut dikhawatirkan dapat membawa dampak atau mengganggu kondisi kesehatan masyarakat. Mayoritas sanitasi yang tidak sesuai dengan standar itu berada di perdesaan.
Di antaranya drainase, sistem pembuangan air serta jamban yang dimiliki warga masih kurang layak. Dengan kondisi sanitasi seperti itu dewan berharap kepada Pemkab Malang untuk segera melakukan perbaikan.
“Dalam hal ini pemkab harus mengalokasikan tambahan anggaran baik melalui perubahan anggaran keuangan (PAK) atau dari anggaran lainnya,” jelasnya.
Terkait masalah sanitasi tersebut dewan juga memberikan apresiasi terhadap salah satu lembaga swadaya masyarakat (LSM) asal Amerika Serikat (AS) yakni Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene (IUWASH) yang merupakan program inovatif yang didanai oleh United States Agency for International Development (USAID).
Program tersebut untuk mendukung kebijakan dan pembangunan nasional di sektor sanitasi serta mengawal pelaksanaannya hingga di tingkat pemerintah daerah. “Termasuk Kabupaten Malang juga mendapatkan bantuan pembangunan sanitasi dari lembaga IUWASH tersebut,” ujarnya.
Penanggungjawab Technopark Universitas Brawijaya (UB) Malang Abdul Rahim Fakih mengatakan dalam hal sanitasi dan air sejumlah daerah di Kabupaten Malang masih membutuhkan perhatian.
“Di wilayah Kecamatan Pakis misalnya yang saat ini menjadi technopark pengembangan budidaya ikan air tawar, masalah air menjadi persoalan menyusul pasokannya yang relatif terbatas. Dengan demikian, kami mengembangkan pola budidaya yang relatif efisien dalam penggunaan air,” ucapnya.