Bisnis.com, JAKARTA-- Asosiasi Budidaya Ikan Laut Indonesia (Abilindo) menilai ekspor lobster bisa sepuluh kali lipat bila bibit lobster yang akan dibeli pemerintah dapat dibudidayakan.
Sekretaris Jenderal Abilindo Wajan Sudja mengatakan rencana pemerintah untuk mengembalikan stok bibit ke alam tidak akan meningkatkan ekspor. Pasalnya, dengan pengembalian stok bibit ini, populasi lobster yang bertambah hanya 0,01%.
"Karena kalau kembali ke alam nanti ada yang dimakan predator dan lain-lain. Kalau dibudidaya dan dirawat dengan baik bisa tumbuh 70%," katanya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (27/1/2015).
Dia menambahkan untuk memudahkan budidaya lobster ini, pembudidaya dapat memanfaatkan kerang hijau atau oyster untuk pakan lobster tersebut. Nantinya, lanjut Wajan, dengan budidaya ini ekspor losbter bisa meningkat hingga sepuluh kali lipat.
Sekarang itu ekspor masih 300 ton per tahun. Kalau 7 juta ekor benih 70% hidup dibudidaya, itu lobster yang tumbuh 4,9 juta - 5 juta. Ini bisa meningkat 2.500 ton ekspornya, menjadi sekitar 3.000 ton, katanya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.1/2015 Tentang Penangkapan Lobster, Kepiting, dan Rajungan, lobster di bawah ukuran lebar karapas 8 cm dilarang ditangkap, ternasuk bibit lobsternya.
Rencananya, pemerintah akan membeli bibit lobster yang sudah terlanjur dipanen di Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk dikembalikan ke sentra lobster lainnya untuk meningkatkan populasi lobster.
Berdasarkan data yang diterima Bisnis, ekspor bibit lobster biasa dilakukan dari NTB ke Vietnam dengan kisaran jumlah 5 juta - 7,5 juta per ekor per tahun dan dihargai US$4 untuk ukuran 2 cm - 5 cm. (Bisnis.com)