Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok Lobster, Kepiting dan Rajungan Diharapkan Terjamin Jangka Panjang

Pelarangan penangkapan lobster, kepiting dan rajungan bertelur diharapkan bisa menjaga kontinuitas pasokan ketiga komoditas itu mengingat volume ekspor ketiganya menurun dalam tiga tahun terakhir.
Kementerian Kelautan dan Perikanan menyatakan volume ekspor lobster segar, kepiting, rajungan bertelur dan olahan setiap tahun semakin berkurang/bisnis.com
Kementerian Kelautan dan Perikanan menyatakan volume ekspor lobster segar, kepiting, rajungan bertelur dan olahan setiap tahun semakin berkurang/bisnis.com
Bisnis.com, JAKARTA - Pelarangan penangkapan lobster, kepiting dan rajungan bertelur diharapkan bisa menjaga kontinuitas pasokan ketiga komoditas itu mengingat volume ekspor ketiganya menurun dalam tiga tahun terakhir.
 
Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Saut P. Hutagalung menjelaskan volume ekspor lobster segar dan olahan tiap tahun semakin berkurang. Data sementara 2014 menyatakan volume lobster yang diekspor mencapai 3.427 ton atau berkurang dari tahun 2013 sebesar 5.154 ton dan 5.309 ton pada 2012.

"Kami tidak ingin sekadar memasok dan memuaskan pasar tetapi juga harus bermanfaat untuk memenuhi permintaan pasar dalam jangka panjang," katanya, Selasa, (20/1/2014).
 
Sementara itu, volume ekspor kepiting dan rajungan segar dan olahan juga mengalami penurunan dengan jumlah lebih rendah dari 2012 sebesar 28.211 ton. Data sementara 2014 mencatat volume ekspor kepiting dan rajungan mencapai 28.090 ton atau berkurang dari angka 2013 sebesar 34.172 ton.

Dia mengatakan nilai perdagangan yang dicatatkan ketiga komoditas itu memang meningkat tiap tahunnya, tetapi hal tersebut karena pertumbuhan volume produk pengolahan yang juga meningkat tiap tahun sehingga menaikkan nilai tambah.

"Untuk rajungan ini saja kita impor bahan baku lumayan banyak dari China karena di alam kita memang ketersediaannya sudah tidak banyak," katanya.
 
Saut mengatakan beberapa negara saat ini memang menerapkan pembatasan penangkapan untuk menjamin keberlanjutan sesuai dengan ketetapan yang disepakati di negaranya.

“Di Amerika itu menganut 10 cm, Filiphina 12 cm. Nah, kita  juga sudah menetapkan ini. Mungkin akan ada penurunan ekspor, tetapi mungkin hanya untuk enam bulan atau setahun saja demi menata kembali sumber daya kita,” katanya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Irene Agustine

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper