Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Pertanian menggandeng IPB untuk mengembangkan kawasan pangan terpadu atau food estate yang direncanakan pada 2016.
Rektor IPB Herry Suhardiyanto mengatakan pihaknya masih akan mengkaji optimasi lahan untuk food estate ini agar tidak lagi gagal seperti yang pernah ada sebelumnya.
"Itu dipastkan keadaan tanah dan ketersediaan air lalu kita buat luasan-luasan yang optimum. Saya akan mengusulkan ke pak menteri model yang optimum," ujarnya usai penandatangan MOU antara Kementan dan IPB terkait swasembada pangan, Jumat (16/1/2015).
Dia menambahkan selama ini kegagalan food estate karena lahan yang terlalu luas. Dengan begitu, perkembangan komoditas di seluruh luas lahannya pun tidak seragam.
Ke depan, lanjut Herry, perlu ditentukan berapa luas lahan yang optimum serta berapa jumlah sumber daya manusia yang sesuai untuk menjaga lahan tersebut.
"Katakanlah 3 hektar per hari kita perlu berapa orang kita terjunkan dan kita latih dengan baik," katanya.
Herry mengatakan IPB akan membanti pemerintah terkait food estate ini mulai dari perencanaan hingga implementasinya nanti.
Food estate sendiri merupakan kawasan pangan terpadu yang direncanakan Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan serta Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan pertanahan Nasional pada 2016.
Saat ini, lahan yang sudah tersedia seluas 350.000 hektar yang merupakan kawasan hutan di Kalimantan. Direncanakan, di kawasan ini akan dikembangkan komoditas pangan, seperti padi, jagung, kedelai, dan lainnya, dalam mendukung program swasembada pangan.