Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor TPT Indonesia ke AS Mampat, Minat Asing Tanam Modal Loyo

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan mampatnya akses perdagangan bebas ke Amerika menjadi pelemah minat investasi asing di bidang tekstil dan produk tekstil (TPT).
Aktivitas di salah satu perusahaan pertekstilan/bisnis.com
Aktivitas di salah satu perusahaan pertekstilan/bisnis.com

Bisnis.com, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan mampatnya akses perdagangan bebas ke Amerika menjadi pelemah minat investasi asing di bidang tekstil dan produk tekstil (TPT).

API kerap menyuarakan desakan agar pemerintah segera ikut serta dalam Trans Pacific Partnership dengan AS. TPP diperlukan agar barang TPT dari Indonesia tak kena biaya tinggi saat menyerbu Negeri Paman Sam.

Selain ke Amerika Serikat, asosiasi juga meminta pemerintah mengikutsertakan Indonesia dalam kerja sama ekonomi komprehensif dengan Eropa. Pelaku industri siap memenuhi ekspektasi Kemendag berupa peningkatkan ekspor tiga kali lipat jika tata niaga ini diperbaiki.

"Investasi [tahun ini] kebanyakan hanya perluasan bisnis perusahaan lokal yang sudah ada. Industri TPT kita belum cukup atraktif untuk menarik investor luar masuk karena tidak ada akses untuk free trade ekspor ke AS," ucap Ade kepada Bisnis, Jumat (16/1/2015).

Secara umum TPP diyakini bisa meningkatkan pangsa pasar ekspor RI di AS sebanyak 5% menjadi di posisi ketiga dari posisi keenam seperti sekarang. Kinerja ekspor tekstil nasional bisa naik tiga kali lipat pada 2019 setara dengan penyerapan 3 juta.

Kini pangsa pasar tekstil buatan Indonesia di Amerika Serikat 36%, sedangkan di Eropa cuma 14%. Sepanjang tahun lalu, ekspor TPT tercatat US$12,66 miliar, sedangkan impor senilai US$7,12 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper