Bisnis.com, JAKARTA—Penurunan harga minyak dunia yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir tidak akan mengganggu komitmen investasi Chevron Corporation di Indonesia.
Yanto Sianipar, Senior Vice President Business Support Chevron, menyebutkan investasi sektor minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia dilakukan untuk jangka panjang, sehingga penurunan harga minyak dunia yang terjadi saat ini tidak akan mengganggu komitmen untuk mengembangkan infrastruktur migas.
“Kami bekerja untuk jangka panjang, jadi gejolak harga minyak saat ini tidak berpengaruh terhadap rencana investasi kami,” katanya di Istana Negara, Jumat (9/1/2015).
Yanto menuturkan, gejolak harga minyak dunia adalah hal biasa dalam industri migas.
Perusahaan pun telah memasukkan perkiraan harga minyak dunia ke dalam rencana kerjanya dalam mengembangkan lapangan migas.
Menurut Yanto, langkah cepat Pemerintah Indonesia untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif memberikan harapan besar bagi investor.
Selama ini, pelaku industri migas di dalam negeri kerap terkendala iklim investasi dan perizinan.
Hingga kini, Chevron Corporation melalui PT Chevron Pacific Indonesia menjadi penyumbang produksi minyak bumi terbesar secara nasional.
Produksi perusahaan tersebut mencapai 40% dari total produksi minyak nasional saat ini.
Selain itu, Chevron juga sedang menggarap Proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) di Selat Makassar.
Proyek tersebut diharapkan mampu memproduksi gas hingga 1 miliar standar kaki kubik per hari (billion cubic feet per day/BCFD).