Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ASURANSI KORBAN AIRASIA QZ8501, JK: Semua Tanggung Jawab Maskapai

Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan klaim asuransi penumpang pesawat Air Asia QZ8501 merupakan tanggung jawab penuh manajemen maskapai penerbangan itu.
Sejumlah anggota Basarnas mengevakuasi satu dari dua jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501, usai dibawa oleh heli Dolphin milik Basarnas TNI AL, di Lanud TNI AU Iskandar Pangkalan Bun, Kalteng, Rabu (31/12). Basarnas menyatakan tujuh jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501, berhasil dievakuasi ke KRI Bung Tomo-357 dan dua dari enam jenazah berhasil dievakuasi ke Pangkalan Bun./Antara-Eric Ireng
Sejumlah anggota Basarnas mengevakuasi satu dari dua jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501, usai dibawa oleh heli Dolphin milik Basarnas TNI AL, di Lanud TNI AU Iskandar Pangkalan Bun, Kalteng, Rabu (31/12). Basarnas menyatakan tujuh jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501, berhasil dievakuasi ke KRI Bung Tomo-357 dan dua dari enam jenazah berhasil dievakuasi ke Pangkalan Bun./Antara-Eric Ireng

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan klaim asuransi penumpang pesawat Air Asia QZ8501 merupakan tanggung jawab penuh manajemen maskapai penerbangan itu.

JK mengatakan keluarga penumpang yang menjadi korban jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 harus mendapat santunan atau kompesasi dari pihak asuransi. Hal tersebut merupakan kewajiban pihak Air Asia.

"Yang harus menyelesaikan asuransi itu, apakah langsung Air Asia atau langsung asuransi lewat foreign. Itu masalah teknis saja," ujarnya di kantor Wapres, Rabu (31/12/2014).

Sebelumnya, perusahaan asuransi asal Jerman, Allianz, menyatakan bertanggung jawab terhadap kewajiban asuransi pesawat Airbus A320-200 yang jatuh di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah pada Minggu (28/12/2014).

Kantor berita Reuters, Senin (29/12/2014), melansir asuransi pesawat QZ8501 ditaksir sekitar US$100 juta atau setara Rp1,25 triliun‎. Adapun kewajiban terhadap penumpang diperkirakan US$27 juta untuk 162 penumpang atau diperkirakan US$165.000 per orang.

Sementara itu, JK menuturkan pascakejadian naas tersebut, industri penerbangan Indonesia harus berbenah. Aktivitas penerbangan komersial, imbuhnya, harus dijalankan sesuai regulasi nasional dan internasional.

"Saya kira tentu kita harus menjalankan regulasi yang ada, yang diakui internasional. Penerbangan dimana-mana itu peraturannya internasional," kata JK.

Kalla menilai kecelakaan pesawat Air Asia lebih disebabkan oleh masalah cuaca, sehingga tidak diperlukan penambahan ATC (air traffic controller). Namun demikian, Wapres menyerahkan pengusutan penyebab jatuhnya Air Asia QZ8501 kepada Komisi Nasional Keselamatan Transportasi.

"Enggak. Ini kan bukan masalah ATC. Ini kan masalah cuaca. You tidak bisa pindahkan cuaca, macam mana. Semua tergantung kemudian nanti KNKT lah nanti yang memutuskan kenapa itu terjadi," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper