Bisnis.com, PADANG - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Barat memperkirakan inflasi daerah tersebut sepanjang tahun ini kembali menyentuh angka dua digit, yakni 10,9%.
Kepala Divisi Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Sumatra Barat Erwin Syafii menyebutkan kenaikan harga BBM bersubsidi bulan November lalu berdampak signifikan terhadap inflasi Sumbar.
Perkiraan Bank Indonesia, inflasi tahunan Sumbar sekitar 10,9%, kembali mencapai dua digit dan sedikit lebih tinggi dari tahun lalu sebesar 10,87%, katanya, Rabu (31/12/2014).
Selain kenaikan harga BBM bersubsidi yang menyebabkan merangkaknya harga kebutuhan pokok serta ongkos transportasi yang melambung tinggi, kenaikan TDL, serta kenaikan harga komoditas cabai merah, beras, dan bawang ikut mendongkrak laju inflasi di Sumbar.
Laju inflasi Sumbar kembali menembus dua digit yang diperkirakan 10,9% lebih tinggi dari 2013 yang hanya 10,87%. Erwin meminta peran semua lembaga yang tergabung dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk ditingkatkan agar pada 2015 inflasi bisa ditekan di bawah dua digit.
Sementara untuk Desember 2014, BI memperkirakan laju inflasi Sumbar yang dihitung berdasarkan inflasi Kota Padang dan Bukittinggi sebesar 2,03%. Inflasi itu disebabkan dampak lanjutan kenaikan BBM bersubsidi, kenaikan harga beras, dan tarif dasar listrik.