Bisnis.com, BANDUNG—Lahan untuk kebutuhan proyek Waduk Ciawi, Bogor guna menekan banjir di DKI Jakarta dijadwalkan akan dibebaskan pada 2015 mendatang.
Kepala Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jabar Eddy M Nasution mengatakan proyek tersebut diambil alih oleh pemerintah pusat. Menurutnya pemerintah sudah menjadwalkan akan segera melakukan pembebasan lahan pada 2015. “Tahun depan akan dilakukan pembebasan tanah melalui dana APBN,” katanya pada bisnis di Bandung, Selasa (30/12).
Menurutnya dana pembebasan dari APBN mematahkan wacana rencana DKI menggelontorkan anggaran untuk pembebasan lahan. Rencana tersebut urung karena pola pemberian bantuan keuangan dari DKI ke Kabupaten Bogor tidak menemui kejelasan. “Pembebasan lahan bisa dimulai karena DED Waduk Ciawi sudah siap,” ujarnya.
Dari DED yang ada, menurut Eddy, desain Waduk Ciawi mengalami perubahan dari satu bendungan menjadi dua di arah sungai Ciliwung. Perubahan desain ini dikarenakan jika hanya satu bendungan dikhawatirkan terjadi jebol seperti yang terjadi di Situ Gintung, Bekasi. “Tanah datarnya tidak memungkinkan, nanti bisa jebol,” ujarnya.
Pihak Pemprov sendiri mewanti-wanti agar rencana pembebasan lahan tidak molor terkait makin tingginya harga tanah di lokasi. Menurutnya rata-rata warga meminta pemerintah membeli tanah mereka dengan harga 10 kali lipat dari NJOP. “NJOP di situ sekitar Rp20.000 sampai Rp50.000 per meter,sekarang [dinaikan] Rp200 ribu-Rp500 ribu,kalau dipenuhi [anggaran] akan membengkak,” katanya.
Pembangunan Waduk Ciawi berbiaya Rp1,9 triliun itu sendiri adalah satu dari dua format penanganan banjir di Jakarta dan sekitarnya. Pembangunan waduk Ciawi dan Sukamahi dilakukan untuk mengurangi laju air dari hulu ke Sungai Ciliwiung. “Ini termasuk merevitalisasi sejumlah situ dan embung yang ada di daerah hulu,” katanya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar Denny Juanda Puradimadja mengatakan pembangunan proyek ini akan disingkronkan terlebih dahulu oleh DKI dan Jabar pada Kementerian PU. “Apakah fungsi waduk ini untuk menampung banjir, atau mau dipakai untuk menjadi pabrik air selamanya,” katanya pada bisnis.