Bisnis.com, BOGOR - Pangkalan Udara TNI AU Atang Sanjaya Bogor, Provinsi Jawa Barat, turut serta membantu dalam pencarian pesawat Air Asia yang hilang dengan mengirimkan satu unit Helikopter ke lokasi pencarian.
Kepala Penerangan Lanud Atang Sanjaya (ATS)-Bogor Mayor Suharto mengatakan jenis helikopter yang dikirim dalam pencarian pesawat komersial Air Asia QZ 8501 adalah Helikopter Puma.
"Kita kirim satu unit Helikopter jenis SA 330 Puma dengan nomor registrasi HT 3310," katanya, Minggu (28/12/2014).
Mayor Suharto menjelaskan helikopter Puma SA 330 sudah bergerak dalam misi pencarian karena langsung diterbangkan dari Lanud Supadio Pontianak. "Helikoper Puma SA 330 diberangkatkan dari Lanud Supadio karena saat itu sedang menjalani latihan. Dari Pontianak langsung menuju lokasi pencarian," katanya.
Ia mengatakan, helikopter Puma SA 330 diterbangkan oleh Pilot Kapten Penerbangan Tatang Onne, yang langsung bergabung dengan tim pencarian dibawah komando Badan SAR Nasional (Basarnas)
"Posisi saat ini helikopter Puma SA 330 diterbangkan Pilot Kapten Penerbangan Tatang Onne sudah bergabung dengan tim Basarnas," katanya.
Mayor Suharto menambahkan dengan adanya bantuan penuh semua pangkalan udara dan pihak terkait lainnya yang ada di Indonesia diharapkan dapat mempercepat proses penemuan pesawat yang hilang saat hendak terbang dari Surabaya menuju Singapura.
Mengenai helikopter Puma SA 330 merupakan alat angkut militer dengan kategori heli angkut sedang, tetapi di lingkungan TNI AU helikopter ini "naik status" ketika menjadi arsenal utama Skadron Udara 8 yang bermarkas di Lanud Atang Sanjaya, Bogor.
Helikopter Puma SA 330 memiliki bobot yang bisa diangkut hingga sekitar 3 ton, termasuk dengan sling, sementara itu jumlah personel yang bisa diangkut 16 orang.
Pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan QZ 8501 tujuan Surabaya-Singapura hilang dari radar menara pengawas (ATC) antara Tanjung Pandan, Provinsi Bangka Belitung dan Pontianak (Kalimantan Barat).
Pesawat tersebut berangkat dari Bandara Juanda, Surabaya, pada pukul 05.12 WIB dan sejak itu mengikuti jalur penerbangan yang sebelumnya telah ditetapkan.
Pada pukul 06.12 WIB pesawat masih terlacak di ATC Jakarta dengan ketinggian 38.000 kaki. Pada pukul 06.16 WIB pesawat masih terlacak di radar ATC dan pilot pesawat Kapten Iriyanto mengatakan ingin menaikkan ketinggian karena cuaca buruk.
Pada pukul 06.18 WIB pesawat diketahui hilang dari pantauan rada. Petugas ATC pada saat itu terus memantau keberadaan pesawat namun pada pukul 07.55 WIB petugas menyatakan pesawat dinyatakan hilang.