Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MEA 2015, Pengusaha Mebel Siap Bersaing Hadapi Pasar Bebas Asean

Asosiasi Mebel Kayu dan Rotan Indonesia (AMKRI) Jawa Tengah mengungkapkan pengusaha mebel siap menghadapi pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015.
 Produk mebel Indonesia/Antara
Produk mebel Indonesia/Antara

Bisnis.com, SEMARANG - Asosiasi Mebel Kayu dan Rotan Indonesia (AMKRI) Jawa Tengah mengungkapkan pengusaha mebel siap menghadapi pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015.

"Sebetulnya penerapan MEA sendiri sudah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir ini, jadi para pengusaha tidak akan kaget lagi menghadapi MEA mendatang," kata Ketua AMKRI Jawa Tengah Bernardus Arwin di Semarang, Selasa (16/12).

Menurutnya, pengusaha lokal sudah cukup memahami bahwa pasar bebas merupakan tuntutan bagi setiap negara. Kondisi tersebut tidak hanya terjadi di kawasan ASEAN tetapi juga di setiap benua.

"Justru MEA ini merupakan langkah pembenahan bagi 10 negara yang tergabung di ASEAN untuk mengeluarkan produk ASEAN. Ke depan produk ASEAN tersebut diharapkan mampu menguasai pasar global," katanya.

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang dianggap strategis bagi investor asing dalam menanamkan modal usaha. Oleh karena itu, pengusaha lokal sudah tidak lagi kaget dalam menghadapi persaingan dengan pengusaha asing.

Bahkan, sejak 10 tahun terakhir ini semakin banyak perusahaan asing yang berdiri di sejumlah daerah salah satunya Jawa Tengah. Beberapa negara yang sudah membangun perusahaan mebel di Jawa Tengah di antaranya Tiongkok dan Malaysia yang membangun pabrik di Jepara.

Kondisi tersebut tidak hanya terjadi di bidang mebel tetapi juga garmen. Menurutnya, yang menjadi masalah adalah selama ini pengusaha lokal seakan tenggelam karena kalah bersaing dengan pengusaha asing.

Oleh karena itu, untuk membantu daya saing pengusaha lokal pihaknya berharap agar Pemerintah lebih berperan aktif salah satunya memberikan kemudahan dalam hal perizinan.

Dia mengungkapkan selama ini proses perizinan yang memakan waktu lama berakibat pada kerugian yang dialami oleh para pengusaha.

"Selain izin, untuk proses impor barang juga jangan terlalu lama justru seharusnya diberikan kemudahan. Dengan waktu yang lama maka kami tidak bisa kompetitif dalam menghadapi pesaing dari negara lain," katanya.

Oleh karena itu, dengan dukungan dari Pemerintah diharapkan kegalauan pengusaha dalam menghadapi MEA akan sirna. Bahkan, Pemerintah dan pengusaha harus menyamakan visi bahwa waktu adalah uang sehingga waktu yang terbuang bisa diminalisasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper