Bisnis.com, JAKARTA - Produsen tekstil dan produk tekstil (TPT) yang tergabung dalam Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) berharap pemerintah melanjutkan program restrukturisasi mesin disertai penambahan alokasi dana.
Sherlina Kawilarang, Ketua API Jawa Timur mengatakan salah satu program pemerintah yang membantu produsen tekstil bertahan adalah restrkturisasi mesin yang digagas Kemenperin. "Utilitas bisa meningkat ditunjang restrukturisasi, kalau bisa tahun depan tetap dilanjutkan," katanya Sabtu (13/12/2014).
Sepanjang tahun ini, program tersebut menambah 4 juta mata pintal dan 60.000 mesin khusus di sektor garmen. Penambahan puluhan ribu mesin ini sama dengan penyerapan 90.000 tenaga kerja baru.
Dia mengemukakan permintaan operator mesin jahit di Jawa Tengah, naik menjadi 90.000 orang tetapi yang bisa dipenuhi baru 44.000 dari berbagai wilayah di Tanah Air. Inipun belum semua anggota API menikmati fasilitas restrukturisasi karena masih ada 96 perusahaan dalam daftar penantian.
"[Selain dilanjutkan] kalau bisa anggaran restrukturisasi mesin tekstil ditambah jadi Rp5 miliar per perusahaan," ujarnya.
Perusahaan di sektor TPT di Indonesia mencapai 3.890. Anggota API saja sekitar 1.200 perusahaan dengan 8 di antaranya ada di sektor hulu. Sebelumnya pebisnis hulu ada 16 perusahaan tetapi satu per satu mereka gulung tikar.
Kapasitas produksi terpasang pada 2015 diperkirakan tidak naik. Selama ini saja utilisasi produksi baru 70%, kalaupun ada lonjakan permintaan masih bisa dipenuhi dari kapasitas yang ada.
Direktur Industri Tekstil dan Aneka Kemenperin Ramon Bangun mengatakan dana yang diajukan untuk restrukturisasi mesin TPT dan alas kaki pada tahun depan sekitar Rp140 miliar, sedangkan tahun ini sekitar Rp103 miliar.
"Alokasi untuk masing-masing perusahaan rerata sekitar Rp1,1 miliar," katanya.