Bisnis.com, JAKARTA--Mekanisme pertukaran blok luar negeri (swap) sebagai salah satu syarat keikutsertaan PT Total E & P Indonesie dalam pengelolaan Blok Mahakam setelah habis kontrak 2017 harus menguntungkan Pertamina.
Kepala Unit Pengendalian Kinerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Widhyawan Prawiraatmadja mengatakan blok luar negeri yang akan dipertukarkan harus memiliki cadangan minyak dan jumlah produksi yang bagus.
“Iyalah, kalau dikasih blok yang ecek-ecek [tidak bagus] ngapain,” katanya seperti dikutip Bisnis, Sabtu (29/11/2014).
Jika Total menolak opsi swap atau menawarkan blok yang tidak menjanjikan, tegasnya, pengelolaan Blok Mahakam di Kalimantan Timur setelah kontrak selesai pada 2017 mendatang akan diserahkan 100% kepada Pertamina.
Dia tidak menampik hengkangnya Total dari Mahakam menimbulkan risiko turunnya produksi migas. Namun, menurutnya, penurunan produksi tersebut harga yang harus dibayar untuk menyelamatkan harga diri bangsa.
“Kalau bahasa saya itu the price of national pride,” tegasnya.
Widhyawan menuturkan perusahaan asal Perancis itu memiliki sejumlah blok migas di sejumlah negara Timur Tengah dan Afrika seperti Nigeria, Libya, Oman, dan Angola. Menurutnya, Blok Nigeria merupakan salah satu yang bisa dipertukarkan.
Namun, pemerintah bersama Pertamina harus melakukan kajian terlebih dahulu untuk menelisik cadangan dan jumlah produksi blok-blok tersebut. Selain itu, blok yang dipertukarkan harus menghasilkan minyak jenis light sweet oil karena sebagian besar kilang dalam negeri mengolah jenis tersebut.
Menurutnya, blok-blok di luar negeri yang menghasilkan minyak jenis sweet berada di Afrika. Lebih jauh, faktor keamanan juga menjadi salah satu pertimbangan. “Jangan sampai kita mendapatkan blok di daerah konflik,” ujarnya.