Bisnis.com, BANDUNG - Kalangan pengusaha meminta pemerintah memastikan proyek pembangunan Pelabuhan Cilamaya di Kabupaten Karawang Jawa Barat yang terancam tertunda.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar, Dedy Widjaja mengatakan adanya persoalan lokasi proyek akan mengganggu produksi di Blok Offshore North West Java (ONWJ) belum juga disikapi serius oleh pemerintah.
Padahal, keberadaan pelabuhan berskala internasional di Jabar sangat mendesak direalisasikan terlebih aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok sudah overload.
“Proyek Pelabuhan Cilamaya sekarang jadi mentah lagi. Kami ingin pemerintah segera menetapkan lokasi yang pas untuk penggantinya paling tidak sejauh lima kilometer dari lokasi awal,” katanya kepada Bisnis.com, Kamis (13/11/2014).
Dia menilai usulan pelabuhan harus dipindahkan ke tempat lain ke Jawa Tengah akan sia-sia, karena pelabuhan tersebut secara khusus digunakan untuk aktivitas ekspor-impor di Jabar yang notabene banyak industri beroperasi.
Aktivitas ekspor dan impor, lanjutnya, akan memakan waktu lama jika harus ke Jateng, ditambah lagi cost produksi yang semakin bertambah.
"Pantura dipastikan akan menambah kemacetan. Dan ini akan berdampak pula pada aktivitas distribusi barang kebutuhan pokok dari Jateng ke Jabar maupun sebaliknya," ujarnya.
Dedy juga mengaku keinginan JICA ingin membiayai sepenuhnya Pelabuhan Cilamaya karena letaknya strategis. Menurutnya, jika pemerintah tetap bersikeras memindahkan lokasi pelabuhan khawatir tidak akan dibiayai JICA.
“Pelabuhan itu nantinya akan terintegrasi dengan kawasan industri di Majalengka karena adanya jalur tol Cikampek-Palimanan (Cipali), sehingga aktivitas ekspor-impor di Jabar akan semakin menggeliat.”