Bisnis.com, DENPASAR—Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengkhawatirkan serbuan tenaga kerja asing di Bali pada saat dibukanya Masyarakat Ekonomi Asean mulai 2015.
Sektor yang sangat dikhawatirkan akan terkena dampak besar adalah profesi level menengah hingga menengah ke bawah seperti sopir taksi, perawat serta pengacara.
“Bisa kebanjiran tenaga kerja asing seperti sopir taksi mungkin orang Filipina karena mereka tampilannya bersih, putih dan bisa Bahasa Inggris, sopir kita bisa kehilangan pekerjaan,” ujarnya saat membuka rapat koordinasi pelatihan dan produktivitas Kementerian Tenaga Kerja, Kamis (13/11/2014).
Hadir dalam rapat tersebut sekitar 275 kepala unit pelaksana teknis dan unit pelaksana teknis daerah serta kepala dinas tenaga kerja dari seluruh Indonesia.
Menurutnya, jika serbuan tenaga kerja asing itu terjadi, dia memprediksi angka pengangguran di Bali akan semakin besar. Saat ini saja, Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat tingkat pengangguran berada di level 1,9% dari akhir tahun lalu hanya 1,3%.
Sebagai daerah wisata dengan pertumbuhan ekonomi stabil, selama ini Bali sudah menjadi daerah tujuan mencari kerja bagi masyarakat dari NTT, NTB, Jawa Timur bahkan Sumatra. Dengan pemberlakuan Mea 2015, otomatis pesaing pekerja Bali akan semakin bertambah banyak.
“Saya khawatir sopir taksi kehilangan pekerjaan dari orang luar terutama pekerja dari Filipina, Thailand dan Myanmar, karena kalau Singapura tidak mungkin kecuali dokter dan perawat.Saya khawatir warga sini akan semakin kalah bersaing,” tuturnya.
Dia berharap nantinya rapat kerja nasional akan menghasilkan keputusan yang terbaik sehingga berdampak baik bagi Bali.