Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Eceran di Bawah Ekspektasi

Penjualan eceran pada September di bawah ekspektasi dengan pertumbuhan masih menunjukkan kontraksi 0,6%, meskipun lebih baik dari performa bulan sebelumnya yang anjlok hingga 10,9%
Penjualan barang eceran di supermarket/Bisnis
Penjualan barang eceran di supermarket/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Penjualan eceran pada September di bawah ekspektasi dengan pertumbuhan masih menunjukkan kontraksi 0,6%, meskipun lebih baik dari performa bulan sebelumnya yang anjlok hingga 10,9%.

Bank Indonesia sebelumnya memperkirakan penjualan eceran yang tecermin dalam indeks penjualan riil (IPR) September kembali positif dengan pertumbuhan 2% setelah bulan sebelumnya terkontraksi.

Kontraksi September disebabkan oleh masih turunnya penjualan kelompok barang lainnya sebesar 2,4% dan kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,6%.

“Pada kelompok barang lainnya, peningkatan terutama terjadi pada penjualan produk pakaian jadi sebesar -5,2%, lebih tinggi dari -43,4% pada bulan sebelumnya,” demikian hasil SPE yang dipublikasikan BI, Senin (10/11/2014).

Sementara pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, peningkatan terjadi pada penjualan tembakau dan makanan jadi, masing-masing 3,6% dan -0,2%, lebih tinggi dari -12% dan 14% bulan sebelumnya.

BI sebelumnya mengumumkan penurunan itu merupakan efek dari kembali normalnya aktivitas konsumsi masyarakat setelah melejit saat Lebaran yang ditunjukkan oleh peningkatan IPR hingga 22,5.

Adapun secara tahunan(year on year), IPR September tumbuh 17,9%. Peningkatan itu terutama didorong oleh pertumbuhan penjualan riil kelompok barang lainnya sebesar 15,2%.

Sementara itu, BI kembali memperkirakan penjualan eceran berbalik arah positif pada Oktober dengan pertumbuhan 2,4%. Penjualan kelompok barang lainnya diperkirakan meningkat 3,4%, terutama produk alas kaki.

Secara tahunan (yoy), penjualan riil Oktober pun diprediksi tumbuh lebih tinggi hingga 19,3%. Kelompok peralatan komunikasi dan informasi diperkirakan menjadi penyumbang pertumbuhan terbesar hingga 39,8%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper