Bisnis.com, JAKARTA - Aksi boikot produk pro-Israel berisiko menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia karena menurunkan tingkat konsumsi masyarakat.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI), Uswati Leman Sudi mengatakan aksi boikot produk pro-Israel berisiko menghambat pemerintah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Musababnya, boikot berkepanjangan dapat menurunkan konsumsi masyarakat hingga penurunan kinerja ritel hingga 50%.
“Pemerintah ingin ekonomi jangan turun, tumbuh optimis, inflasi jangan sampai naik lagi. Kalau ini [aksi boikot] dibiarkan, itu [keinginan pemerintah] pasti tidak tercapai,” ujar Uswati dalam konferensi pers, Rabu (15/11/2023).
Uswati menuturkan, aksi boikot terhadap produk-produk yang diduga terafiliasi mendukung Israel akan mengganggu kinerja dunia usaha dari hulu hingga hilir. Di hulu, para produsen akan mengalami gangguan distribusi, produksi hingga efisiensi usaha melalui pemutusan hubungan kerja (PHK). Sedangkan di hilir, ada ritel yang juga mengalami penurunan kinerja penjualan.
Padahal menurutnya kebanyakan produk yang dijual di ritel justru diproduksi oleh industri dalam negeri. Uswati memastikan bahwa perusahaan-perusahaan yang menjadi anggotanya tidak satupun memberikan dukungan maupun kontribusi kepada Israel maupun afiliasinya.
"Itu bisa ditegaskan bahwa tidak ada satu pun [terlibat mendukung Israel]," tuturnya.
Baca Juga
Pemerintah diminta segera turun tangan memberikan pencerahan tentang ihwal seruan aksi boikot yang semakin menyeruak di masyarakat. Pasalnya, pelaku usaha saat ini terus menerus memperbincangkan perkembangan isu tersebut dan mewaspadai dampak negatif yang ditimbulkan terhadap usaha mereka.
“Kami menantikan pemerintah hadir untuk bisa menegaskan agar ini tidak gamang, supaya kepastian diusahakan dapat kita jaga bersama,” jelasnya.
Belakangan seruan aksi boikot semakin menyeruak di kalangan masyarakat berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Terlebih lagi, Fatwa MUI No.83/2023 menegaskan larangan untuk mendukung agresi Israel terhadap Palestina.
Termasuk mengimbau masyarakat untuk semaksimal mungkin menghindari transaksi dan penggunaan produk pro Israel atau yang terafiliasi dengan Israel, serta yang mendukung penjajahan dan zionisme.