Bisnis.com, JAKARTA--PT Kereta Api Indonesia membutuhkan investasi senilai Rp14 triliun hingga 2019 untuk membangun dan mengembangkan infrastruktur.
Direktur Keuangan PT KAI Kurniadi Atmosasmito mengatakan sebanyak 85% di antaranya diharapkan berasal dari pinjaman perbankan, sementara sisanya didapatkan dari sumber pendanaan internal.
“Sebagian besar akan dibiayai oleh bank,” ujarnya, Senin (10/11/2014).
Menurut Kurniadi, dana tersebut dibutuhkan untuk membangun infrastruktur guna mendukung pengembangan kereta api logistik. Pasalnya, perusahaan pelat merah tersebut berencana menaikkan kontribusi pendapatan dari jasa pengangkutan barang menjadi 60% pada 2019.
Saat ini, porsi pendapatan dari pengangkutan barang hanya sekitar 40% dari total pendapatan PT KAI.
Selain pengembangan kereta api logistik, PT KAI juga berupaya terus meningkatkan daya tampung kereta untuk mengangkut penumpang.
Anak usaha PT KAI yakni PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) berencana membeli 860 unit gerbong kereta yang akan digunakan untuk menambah rangkaian kereta api listrik commuter line yang beroperasi di Jabodetabek.