Bisnis.com, JAKARTA - Menko Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan pemerintah akan mengeksekusi rencana kenaikan harga BBM bersubdisi yang disebut-sebut sebagai upaya pengalihan subsidi ke sektor produktif pada November 2014.
"[Kenaikan harga BBM bersubdisi] jadi bulan ini," ujarnya singkat seusai menggelar pertemuan dengan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara, di kantornya, Selasa (4/11/2014).
Sofyan mengatakan kenaikan harga BBM tepat saat ini dinilai tepat karena laju inflasi yang rendah sebesar 4,19 (year to date). Apalagi, lanjutnya, pemerintah juga telah meluncurkan KKS yang dananya bisa dicairkan 7 November mendatang.
Sayangnya, dia enggan menjelaskan secara rinci pertemuannya dengan Mirza. Sofyan hanya mengatakan pertemuannya dengan Mirza hanya menyamakan data-data makroekonomi, interest rate, ekspor-impor, dan defisit neraca perdagangan.
Pembicaraan tersebut, lanjutnya, tidak menyinggung dampak-dampak kebijakan moneter dengan adanya kenaikan BBM bersubdisi.
Padahal sebelumnya, Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengatakan jika ada kenaikan BBM bersubsidi senilai Rp3.000 pada November 2014, inflasi akan berada di kisaran 8,5%-9% walaupun hingga September, Inflasi masih cukup terkendali, yakni 4,53% (yoy).
"Kalau ada penyesuaian [harga] BBM di tahun ini, tentu inflasi akan lebih tInggi dari yg kita targetkan [4,5%1%]. Jadi tentu kita harus mempersiapkan diri," katanya.