Bisnis.com, JAKARTA – Sekitar 70% perempuan pengusaha di industri fesyen masih enggan mengakses kredit dari perbankan karena sejumlah alasan.
Baslir Djamal, Boar Executive Jakarta Fashion Week, mengatakan simpulan tersebut didapatkan dari hasil riset Majalah Femina terhadap para peserta program Wanita Wirausaha yang digagas oleh majalah perempuan tersebut.
Menurut hasil riset itu, umumnya para perempuan pengusaha itu enggan meminjam kredit perbankan karena menilai prosedur pengajuan kredit sangat rumit. Alasan lainnya, waktu yang dibutuhkan dalam proses pengajuan kredit bank terbilang lama.
“Padahal kalau ada order terutama untuk ekspor, mereka butuh pendanaan yang cepat,” ujarnya, Selasa (4/11/2014).
Lebih jauh Baslir mengungkapkan masalah permodalan merupakan salah satu hambatan terpenting dalam pengembangan industri fesyen di Indonesia, selain masalah sumber daya manusia dan kendala bahan baku. Padahal, industri fesyen merupakan industri yang sangat potensial jika dikembangkan secara sungguh-sungguh.
Mengutip data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pada 2013 sumbangan sektor fesyen terhadap produk domestik bruto mencapai sekitar Rp181,6 triliun. Sektor ini juga padat tenaga kerja. Sepanjang tahun lalu, sektor fesyen mempekerjakan