Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Pertanian akan merehabilitasi 1 juta hektare jaringan irigasi pada tahap awal guna menunjang sarana produksi pertanian dalam mewujudkan ketahanan pangan.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Sumardjo Gatot Irianto mengatakan fokus rehabilitasi jaringan irigasi tersier akan dilakukan di 16 sentra produksi pangan di seluruh Indonesia pada 2015.
"Satu juta ha untuk 2015. Saat ini, Pak Amran [Menteri Pertanian] minta lokasinya di detaikan. Fokusnya di 16 sentra, tetapi di luar sentra juga akan diberi namun porsinya beda," katanya, Senin (3/11/2014).
Ke-16 sentra tersebut terletak di Pulau Jawa, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan selatan, Sulawesi selatan, Bali dan NTB.
Gatot mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan untuk mendorong pembangunan irigasi disertai dengan bantuan pupuk dan benih dalam satu paket.
"Inginnya bantuan itu inlcuded dengan pupuk dan benih. Sehingga salurannya lancar, airnya ada, pupuknya ada dan benihnya ada," jelasnya.
Dia mengatakan anggaran perbaikan irigasi tersebut mencapai Rp1 triliun. Adapun perbaikan irigasi masih menjadi prioritas dibandingkan pembangunan jaringan irigasi baru karena terkendala waktu.
Selain rehabilitasi, Gatot mengatakan Kementan juga fokus pada optimalisasi lahan sebagai upaya mempercepat target 3 swasembada pangan, yaitu padi, jagung dan kedelai.
Dia mengatakan kontrol pengawasan menjadi tantangan untuk mengetahui pelaksanaan di lapangan. Saat ini, Ditjen PSP dan SDM Kementan sedang mengembangkan SMS gateway untuk memantau pelaksanaan mulai dari luas tanam, perkembangan standing crop hingga luas panen setiap minggunya.
"Juga untuk memastikan daerah yang bersangkutan mengairi sekian hektar, apakah kerjanya baik sehingga pengaruhnya cepat,” katanya.
Menurut Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Thohir permasalahan utama perbaikan irigasi terletak pada hulu sungai yang sudah rusak sehingga dapat mengakibatkan banjir besar pada musim penghujan, dan kekeringan karena hulu tak bisa lagi menahan hujan.
“Sungai-sungai di Indonesia sebelum terbuang kelaut seharusnya dibuat bendungan karet agar air laut tidak masuk dan air tawar bisa dipakai untuk peningkatan produksi pangan daerah pantai, terutama di daerah Pantura,” katanya.