Bisnis.com, JAKARTA - Enam dari sepuluh saham maskapai penerbangan Asia yang menawarkan saham perdananya selama lima tahun terakhir tercatat di bawah harga jual mereka, mengacu pada data yang dikumpulkan Bloomberg.
Saham kesepuluh maskapai itu anjlok rata-rata 12% dari penawaran perdana. Sedangkan maskapai penerbangan yang sahamnya dijual secara terbuka tersebut mencatat kerugian secara keseluruhan sebesar US$1,8 miliar pada tahun lalu.
Maskapai Asia dinilai gagal memanfaatkan pertumbuhan jumlah penumpang seiring dengan bermunculannya belasan perusahaan penerbangan 10 tahun lalu.
Kondisi itu membuat kapasitas berlebih dan banyak di antara mereka merugi.
Para investor hari ini akan mendapat kesempatan sekali lagi untuk mempertaruhkan keberuntungan mereka setelah Bangkok Airways Co. mulai menawarkan saham perdana dengan nilai US$494 juta.
“Persaingan di industri penerbangan terlalu ketat,” ujar Alan Richardson, manajer investasi Samsung Asset Management Co sebagaimana dikutip Bloomberg, Senin (3/11/2014).