Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MEA 2015: Ujian Pertama Indonesia Hadapi Regionalisasi Ekonomi

Tahun depan merupakan ujian pertama bagi Indonesia dalam menghadapi regionalisasi ekonomi ASEAN, dengan akan dimulainya impelementasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA-- Tahun depan merupakan ujian pertama bagi Indonesia dalam menghadapi regionalisasi ekonomi ASEAN, dengan akan dimulainya impelementasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.

"Posisi standar dan kesesuaian sebagai salah satu pilar utama dalam MEA, menjadi tantangan terbesar yang harus dihadapi oleh sistem standardisasi nasional," kata Bambang Prasetya, Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), di Jakarta, Rabu (29/10/2014).

Menurut dia, common rules of standards and conformance yang merupakan salah satu dari pilar utama yang diperlukan untuk mewujudkan aliran barang secara bebas di pasar Asean, harus digunakan sebagai basis pengembangan Infrastruktur Mutu Nasional.

"Dengan begitu Indonesia akan mampu memenuhi kewajibannya melindungi kepentingan publik, dan lingkungan ASEAN, dan mendorong daya saing MEA untuk bersaing dengan aliansi regional lainnya," ujar Bambang saat menjelaskan Indonesia Quality Expo (IQE) yang akan berlangsung di JCC, 12-14 November 2014.

Hingga saat ini, lanjutnya, BSN telah melakukan berbagai kebijakan penting. Di antaranya dalam pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Dia menjelaskan BSN terus memfasilitasi permutuan SNI yang sesuai dengan permintaan pasar, memasukan inovasi/iptek, serta unsur national differences, dengan memanfaatkan kondisi geografis, karakter penduduk, maupun cuaca/situasi alam Indonesia.

"Hingga 31 Agustus 2014, BSN telah menetapkan 9.911 SNI, di mana sebanyak 8.041 SNI yang masih berlaku, dan 1.870 SNI telah diabolisi/ditarik," ungkap Bambang.

Dia menuturkan sebagian SNI mendukung proses harmonisasi standar dalam kerangka perjanjian MEA 2015.

Dari 12 sektor prioritas kesepakatan Asean, kata Bambang, ada 6 sektor yang terkait dengan standar dan penilaian kesesuaian, yaitu electrical and electronic equipment (EEE), rubber based, automotive, woodbased, prepared food stuff, dan medical device.

Dari 6 sektor tersebut sudah disepakati di Asean jumlah standar yang harus diharmonisasikan oleh anggota Asean, tambahnya, adalah EEE sebanyak 121 standar, automotive 19 standar, woodbased 34 standar, medical device 16 standar, dan rubberbased sebanyak 47 standar.

Dia menjelaskan posisi Indonesia saat ini untuk produk yang sudah harmonis dengan standar internasional adalah untuk EEE 107 SNI, automotive 14 SNI, woodbased 30 SNI, rubberbased 30 SNI, dan medical device 7 SNI.

"Sisa yang belum ada SNI-nya sedang dalam proses untuk memfasilitasi harmonisasi, akan diselesaikan pada akhir 2014 ini," ujar Bambang.

Selain standar, katanya, pelaksanaan MEA 2015 ditunjukkan dengan adanya keberterimaan sertifikat hasil uji antar lembaga penilaian kesesuaian negara Asean, yang telah terdaftar di website Sekretariat Asean, dan diterima oleh pihak regulator negara Asean.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmayulis Saleh
Editor : Saeno

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper