Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produk FMCG Global Bersaing Garap Pasar Indonesia

Indonesia menjadi salah satu negara di Asia dengan tingkat pertumbuhan industri FMCG yang masih menunjukkan angka dua digit.
  Fabrice Carrasco, Managing Director Indonesia, Vietnam and Philippine, Lim Soon Lee, General Manager Kantar Worldpanel Indonesia, Andrew Ridsdale-Smith, Head, Regional Centre of Excellence Kantar Worldpanel, dalam event Consumer Connection 2014 (16/10)/Jibi
Fabrice Carrasco, Managing Director Indonesia, Vietnam and Philippine, Lim Soon Lee, General Manager Kantar Worldpanel Indonesia, Andrew Ridsdale-Smith, Head, Regional Centre of Excellence Kantar Worldpanel, dalam event Consumer Connection 2014 (16/10)/Jibi

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia masih menjadi pasar potensial untuk produk fast moving consumer good (FMCG) alias produk yang sehari-hari bergerak cepat, karena peningkatan jumlah kelas menengah dan rata-rata usia penduduk relatif muda.

Indonesia menjadi salah satu negara di Asia dengan tingkat pertumbuhan industri FMCG yang masih menunjukkan angka dua digit. 

"Hal ini mendorong para produsen untuk berlomba-lomba memasarkan produknya tidak sekedar menggunakan cara yang konservatif tetapi melalui berbagai cara yang inovatif dan inspirasional," kata Lim Soon Lee, General Manager Kantar Worldpanel Indonesia, dalam keterangan persnya di event Consumer Connection, Jakarta, Kamis (16/10).

Dia menjelaskan beberapa kisah sukses dari beberapa merek yang berhasil meningkatkan pertumbuhan penjualan produknya melalui cara yang inspirasional. Merek pertama yang dianggap berhasil meningkatkan penjualannya secara fenomenal adalah Downy.

Dengan menggunakan tagline juara “pelembut pakaian no.1 di dunia”,  Downy berhasil meningkatkan market share saat ini hampir 4 kali lipat dalam 3.5 tahun pemasarannya di Indonesia, dengan jumlah jangkauan penetrasi rumah tangga yang cukup luas.

"Kunci keberhasilan Downy dengan menggunakan tagline “merek no,1 dunia” ini juga digunakan beberapa merek lain seperti Rexona dan Modena," ujarnya.

Kisah sukses kedua datang dari kosmetik lokal, Wardah. Merek tersebut membawa sesuatu yang baru ke pasar kosmetik di Indonesia dengan menyasar konsumen wanita modern berhijab dan merupakan merek pertama di industri kosmetik yang menyertakan klaim Halal pada produknya.

Cara tesebut berhasil membawa PT Pusaka Tradisi Ibu sebagai salah satu produsen terbaik yang berhasil meraih tingkat pertumbuhan nilai penjualan yang tinggi dibandingkan performa tahun sebelumnya.

Sedangkan, dari industri makanan, Pro Chiz berhasil menerobos sebuah kategori yang selama ini diidentikan dengan harga premium, yaitu keju. Pro Chiz memposisikan diri sebagai produk dengan harga terjangkau (ekonomis) dan mengklaim memiliki rasa lebih baik melalui tag Taste better, dapat mengembangkan pasar kategori keju yang tinggi dalam waktu 3 tahun (di daerah perkotaan di Indonesia). 

Selain para pemain baru, Pepsodent, merek yang sudah berusia puluhan tahun juga tetap mampu mempertahankan performanya dengan angka pertumbuhan positif.

"Kunci keberhasilan Pepsodent adalah kemampuannya dalam melakukan premiumisasi produk dengan menawarkan beberapa benefit  tambahan misalnya pasta gigi khusus untuk gigi sensitive," sambungnya.

"Kunci keberhasilan sebuah merek untuk menguasai pasar adalah dengan menciptakan suatu yang spesial atau autentik dengan diri mereka dan tidak sekedar mengandalkan iklan secara besar-besaran di media massa," tegasnya.

Fabrice Carrasco, Managing Director Indonesia, Vietnam and Philippine mengakui dunia pemasaran ke depannya akan semakin menantang, salah satunya adalah rencana perdagangan bebas Asia 2015 (MEA).

Kondisi itu memungkinkan para pemain global masuk ke Indonesia dan sebaliknya para pemain lokal berkesempatan mengembangkan sayapnya ke luar negeri.

”Hal ini akan menyebabkan persaingan antar pemasar semakin ketat. Para konsumen yang berasal dari kelas ekonomi tinggi mempunyai lebih banyak pilihan dan berakibat pada menurunnya loyalitas," ujar Fabrice.

Perkembangan media digital juga memungkinkan para konsumen untuk mempunyai banyak pilihan dan bisa lebih terbuka mengemukakan pilihannya.

"Selain iklan, Sponsorhip program juga menjadi salah satu cara untuk meningkatkan penjualan. Namun efeknya tergantung pada jenis program TV yang dipilih untuk disponsori," ujar Andrew Ridsdale-Smith, Head, Regional Centre of Excellence Kantar Worldpanel.

”Pemilihan program TV yang tepat untuk disponsori, serupa dengan target pasar sasaran akan mampu mendorong tingginya angka penjualan. Pemasar jangan hanya sekedar memilih program TV dengan jumlah penonton terbanyak, namun lebih tepat jika memilih sebuah program yang profil penontonnya merupakan target pasar yang menjadi sasaran produk tersebut," sambungnya.

Kunci keberhasilan pertumbuhan sebuah produk adalah terletak pada kemampuan untuk menarik konsumen baru, karena produk dengan penetrasi pasar lebih luas biasanya akan dapat meraih pangsa pasar lebih tinggi. 

Oleh karenanya, Andy menegaskan peluncuran produk baru lebih baik dilakukan di channel dengan jangkauan konsumen yang lebih luas misalnya hypermarket atau supermarket.

"Pemberian potongan harga secara berlebihan tidak mampu menarik konsumen untuk melakukan pembelian ulang sebuah produk dan cenderung menghancurkan loyalitas konsumen terhadap sebuah produk. Oleh karenanya, para pemasar sebaiknya menghindari pemberian diskon yang berlebihan," ujar Andy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper